Jumat, 29 April 2016

Menjelang Kepergian Kita


MENJELANG KEPERGIAN KITA


Jiwa meregang...
Tubuh pun bergetar hebat,
berbaur jeritan ketakutan,
atau linangan air mata bahagia karena ingin bertemu Rabb-nya.

Ditarik, dan dicabut dari setiap urat nadi, syaraf, dan akar rambut.
 Ini sebuah titah, ia harus kembali kepada pemilik-Nya.
Allahu Akbar, janji-Mu telah tiba.

Yaa Robbi..., alangkah sakit dan pedih.
Perih laksana tiga ratus tusukan pedang,
 atau ringan bagaikan kayu berduri saat dimasukkan dan ditarik dari kapas,
atau ringan seperti pengait ketika dimasukkan dan di tarik dari gumpalan bulu yang basah.


Duhai jiwa,
seandainya engkau tahu bahwa sakaratul maut itu lebih ngeri dan dahsyat dari semua sketsa yang ada.

Sayup terdengar lantunan Surat Yasin, dan sesegukan air mata yang tumpah.
Lalu, hening berbalut sepi.
Semakin hening, bening................... ,dan menghilang.........
menggantikan hingar bingar dunia di kala pagi yang penat dan siang yang meranggas.
Diam pun menyisakan kepiluan, kesedihan atau berjuta kenangan.
Dia telah pergi, dan tak akan pernah kembali.


Yaa Allah..., inikah kepastian yang telah Engkau tetapkan?

Di mana tumpukan harta yang telah terkumpul sekian lama?
Pelayan yang setia, rumah mewah, kendaraan, kebun rindang dan subur,
pakaian yang indah,
dan orang-orang tercinta, dimanakah kini kalian berada?

Semua telah direnggut kematian, dicampakkan,
dan dihempaskannya kenikmatan dunia yang dahulu terlalu dielu-elukan.
Adakah segala amanah dapat menuai pahala, duhai Allah.

Kegelapan pun menyeruak, hitam pekat laksana jelaga,
sungguh mengerikan sebagian jiwa
yang akan berteman dengan amalan jahat hingga tibanya hari kiamat.

Mencekam, berbaur jeritan keras memekakkan telinga,
"Jangan Kau datangkan kiamat yaa Allah, sungguh aku disini sudah sangat tersiksa!!!"
saat diperlihatkan tempatnya di neraka.

Bagi sebagian lainnya, alam kubur justru membuat bahagia.
Berteman amal sholeh yang diibaratkan sebagai manusia,
dengan paras sangat menyenangkan.
Lalu ia pun menjerit, menangis bahagia saat ditunjukkan tempatnya di surga,
 "Datangkan hari kiamat sekarang yaa Allah,aku ingin segera ke sana!!!"


Kematian...
Erat menyiratkan takut dan pilu serta lantunan senandung duka.
Menciptakan nada-nada pedih dan gamang yang kadang menghujam iman,
hingga hati pun bertanya,
mengapa selalu ada perpisahan?
Rasa itu menghantam dan menikam pada keluarga yang ditinggalkan.

Namun kematian adalah suatu keniscayaan, karena ia telah dijanjikan.
Kematian pun hakikatnya adalah sahabat akrab bagi setiap yang bernyawa.
Sayang,
kesadaran itu begitu menghentak saat orang-orang yang kita cintalah yang direnggutnya.
Ketika itu auranya begitu dekat, serasa setiap helaan nafas beraroma kematian.


Duhai jiwa...
Sadarkah engkau bahwa kelak kuburan adalah tempat peristirahatan?
Sudahkah engkau siapkan malam pertama di sana, seperti kau sibukkan diri menjelang malam pertama pernikahan?
Tidakkah engkau tahu bahwa ia adalah malam yang sangat mengerikan, malam yang membuat orang-orang sholeh menangis saat memikirkannya?

Kau gerakkan lidah ini untuk membaca Al Qur'an,
tetapi tingkah lakumu tak pernah kau selaraskan.
Kau kenal setan, tapi mereka kau jadikan teman.
Kau ucapkan bahwa Rosululloh saw, adalah kecintaan, namun sunnah-Nya kau tinggalkan.
Kau katakan ingin masuk surga, tapi tak pernah berhenti berbuat dosa.
 Tak henti-hentinya kau sibukkan dirimu dengan kesalahan saudaramu sendiri, padahal engkau pun bukan manusia suci.
Saat kau kebumikan sahabat-sahabat yang telah mendahului,
mengapa kau mengira dirimu tak akan pernah mati?

أستغفر الله العظيم

Duhai Allah...
Engkau yang Maha Mendengar
Dengarkan munajat ini yaa Robbi, berilah kesempatan
untuk kami selalu memperbaiki diri
Jadikan diri ini bersih, hingga saat menghadap-Mu nanti

اللهم هوِّن علينا في شكرات الموت

Ringankan kematian kami ya Allah,
mudahkanlah Syakarotul maut kami, duhai Pemilik Jiwa.
Jadikan hati ini ikhlas saat malaikat maut menyapa
Hingga kematian menjadi sangat indah, kematian yang HUSNUL KHOTIMAH.

Kabulkan permohonan kami ini,Ya Rob  !
Amin....


Kisah Penjual HALWA


KISAH PENJUAL HALWA
Kehebatan Sholawat

بسم الله الرحمن الرحيم
Dikisahkan di kota Addan, ada seorang pedagang Halwa (manisan), beliau sering dan suka bershalawat kepada Rosululloh saw. Setiap ia memanggil pelanggan, ia berkata:

حَلْوَى حَلْوَى صَلُّوْا عَلَى النَّبِي
 “HALWA.. HALWA.. SHOLLU ‘ALAN NABIY”.
( Artinya:  Manisan........,Manisan.........Bersholawatlah kepada Nabi )

Kebetulan ia mengontrak di suatu kios dan sang pemilik kios ini tidak suka bershalawat dan paling benci siapa saja yang mengatakan itu. Dalam beberapa hari saja pemilik kios itu makin tidak suka kepada pedagang itu dan ingin mengusirnya dari rumah yang dikontrakkannya.

Akan tetapi, sebelum niat itu terwujud, Allah memberikan rezeki kepada pemilik kios itu untuk pergi Umroh. Sang pemilik kios pun melaksanakan umroh di Mekkah dan diteruskan berziarah ke makam Rosululloh saw,  di Madinah.

Alangkah terkejutnya dia. Saat berada di makam Rosululloh saw, tiba-tiba ia mendengar suara :
حَلْوَى حَلْوَى صَلُّوْا عَلَى النَّبِي
 “HALWA.. HALWA.. SHOLLU ‘ALAN NABIY”.

Ia tersentak dan  menangis saat mendengar kata-kata itu didepan makam Rosululloh saw. Kata-kata yang dibencinya itu ternyata lebih dulu sampai di makam Rosululloh saw.

Setelah semua selesai, ia-pun pulang ke kota Addan dan meminta maaf kepada pedagang itu. Ia ingin terus mendengar pedagang itu bershalawat kepada Rosululloh saw, kemudian ia berkata: “Aku mendengar shalawatmu di depan makam Rosululloh saw”

حَلْوَى حَلْوَى صَلُّوْا عَلَى النَّبِي
“HALWA.. HALWA.. SHOLLU ALLAN NABIY”.

 Lalu si pedagang itu tersenyum dan bergembira. Sang pemilik kios pun memeluk si pedagang tersebut sambil meneteskan air mata.

Subhanalloh........!
............................................................................
اللهم  صل على سيدنامحمد وعلى ال سيدنا محمد

Saudaraku,
Marilah kita perbanyak membaca sholawat. Terutama di bulan Rojab yang mulia ini.

Pak Awang


Senin, 19 Mei 2014

Keagungan Akhlak Rasululloh



RASULULLAH S.A.W. DAN PENGEMIS BUTA


Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".

Setiap pagi  Rasulullah s.a.w. mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah s.a.w. menyuap makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.  Rasulullah s.a.w  melakukannya hingga menjelang  Nabi Muhammad s.a.w.  wafat. Setelah kewafatan Rasulullah s.a.w. tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

 Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya A’isyah Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah itu?", tanya Abu Bakar Setiap pagi  Rasulullah s.a.w. selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata A’isyah

 Ke esokan harinya Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

 Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah  Muhammad Rasulullah s.a.w. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.
*( Betapa mulia Akhlak Baginda Rosululloh,SAW, berapa % kah kita dapat mencontohnya ? )
اللهم صل على سيدنا محمد

Kisah Nyata : Mayat Menjadi Babi



Oleh : Anwar A

Ketika  Rosululloh duduk-duduk bersama para sahabat di serambi masjid, tiba-tiba datanglah seorang pemuda arab sambil menangis. Kemudian Rasululloh bertanya:
“ Mengapa kamu menangis, Hai Anak Muda ? “
“ Ya Rosululloh, Ayah saya meninggal, tidak ada orang yang mau memandikan dan mengkafani.” Jawabnya

Kemudian Rasululloh menyuruh Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar untuk untuk mengurus jenazah tersebut. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat jenazah itu adalah seekor BABI. Maka kembalilah beliau berdua menghadap Rosululloh SAW.
“Ya Rasul, kami tidak melihat jenazah itu. Yang kami saksikan hanyalah seekor BABI HITAM.”

Lalu Rasululloh dan dua sahabatnya pergi ke TKP.  Setelah menyaksikan kebenaran laporan sahabatnya, Rasululloh berdoa. Seketika itu jenazah berubah seperti semula. Kemudian dilaksanakan proses memandikan, mengkafani, dan mensholatkannya.

Nemun ketika akan di kuburkan, jenazah itu berubah lagi menjadi seekor BABI HITAM. Menyaksikan kejadian yang aneh tersebut, Rasululloh bertanya kepada sang anak:
يا شاب ، اي شئ كان يعمل ابوك في الدنيا ؟
“ Perbuatan apa yang menyebabkan ayahmu seperti ini,Nak ?”
كان تارك الصلاة  
“ Ya Rosululloh, Ayah adalah orang yang selalu meninggalkan Sholat 5 waktu.”

Setelah mendengar jawaban dari anaknya, kemudian Rasululloh bersabda:
يااصحابي ، انظروا حال من ترك الصلاة،يبعته الله يوم القيامة مثل الخنزير الاسود
”Wahai para Sahabatku, Lihatlah keadaan orang yang meninggalkan sholat. Alloh akan membangkitnya pada hari qiyamat seperti BABI HITAM.”

( Sumber Kitab :Durrotun Nasihin, Hal: 139 )

نعوذبك من ذالك
Semoga kisah ini dapat kita ambil manfaatnya. Amin


Selasa, 22 April 2014

Sejarah Desa Betoyo Manyar

Sejarah Desa Betoyo Manyar

Kyai Darmo Pipiyudo adalah pendatang yang pertama masuk ke daerah sebelah barat Manyar. Daerah itu belum dihuni banyak penduduk. Hanya ada beberapa rumah di daerah itu. Daerah itu dikelilingi rawa-rawa sehingga bila dilihat dari luar daerah itu seperti hamparan rawa yang luas yang ditumbui rerumpuutan dan ilalang yang menjulang. Orang tidak menyangka kalau di tengah-tengahnya terdapat pemukiman penduduk
Kyai Darmo Pipiyudo berasal dari negari seberang. Ia berasal dari kota suci Mekah. Ia meninggalkan negaranya dan mengembara demi menyebarkan agama Islam. Dalam pengembaraannya itu ia sampai di daerah itu dan merasa nyaman tinggal di tempat itu.

Jumat, 18 April 2014

Nasehat Untuk Remaja Muslim

Mencapai Hidup Bahagia

Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan mereka dari mengingat Allah subhanrus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan negeri akhirat yang kekal abadi.


Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata’ala yang luasnya seluas langit dan bumi?

Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata’ala itu diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman: