Minggu, 05 Januari 2014

Puisi Anak :

Puisi Anak yang Sederhana
Kumpulan Puisi Anak - Kumpulan puisi Anak anak sekolah yang saya publikasi ini dikirim oleh Seorang Guru Bangsa yang sangat saya hormati beliau memberikan banyak hal ke saya, beliau memang benar benar guru, Bukan hanya profesinya sebagai Guru tapi memang jiwanya Guru. Trimakasih sekali saya ucapkan secara pribadi dari saya kepada Bapak Bangbang Hermana M.Pd mudah mudahan selalu menjadi sauri tauladan untuk saya pribadi dan untuk orang banyak. Mudah mudahan kumpulan puisi ini bermanfaat untuk kalian yang baca, tak lupa saya ucapkan trimakasih telah berkunjung di blog ini.

Karya: Sandi Andriyana kelas 6
Pedagang
Kau bekerja banting tulang
Di tengah teriknya matahari
Kau membantu masyarakat
Yang kehausan, … kelaparan
Sungguh mulia pekerjaanmu

Buku
Kau temanku
Yang menjadikanku sukses
Dalam menghadapi ujian
Dan engkau telah membantuku
Maka engkau akan kubawa
Walaupun ke ujung dunia

Komputer
Kau membuatku menjadi pusing
Tapi kau memang berguna
Untuk membaguskan aksaraku
Yang jelek menjadi bagus
Terima kasih komputerku

Bulan Si muka jelek
Kau bagaikan burung pipit
Yang rindu pada kuningnya padi
Kini aku tahu
Kau malu kepadaku
Karena mukamu jelek

Karya : Gilang Cahya Wibawa
Merokok
Kulihat anak kecil, …. Merokok
Aku terharu
Mungkin anak itu, …. Gilang cahya wibawa
Karya : Ikmam Agam Maulana

Kura – kura Yang Malang
Kulihat engkau berenang
Di pingggir sungai
Sambil membawa rumahmu
Betapa sedihnya hatiku melihat dirimu
Andai saja kau boleh kubawa kerumahku
Mungkin engkau ‘kan kupelihara dengan baik

Burung Nuri
Sekarang kau tidak kulihat lagi di hutan
Namun kau sekarang
Kau kulihat di rumah-rumah
Betapa sedihnya hatiku
Andai saja kau hidup bebas
Mungkin kau terlihat sangat lucu

Karya : Rahman Riadi
Ibu
Terima kasihku padamu
Seandainya aku tiada engkau
Pasti aku tidak akan merasakan sekolah
Seperti yang lainnya
Terima kasihku ibu

Listrik
Terang benderang menyinari rumahku
Yang gelap serasa hatiku ketakutan
Kalau lampu padam
Dengan itu aku bersyukur pada-Mu

Karya : Anisa Rahmadani
Seandainya
Seandainya aku ingin
Aku akan pergi kemana aku suka
Tidak ada yang bisa melarangku
Tidak ada yang dapat mencegahku
Seandainya burung
Aku akan terbang keliling dunia
Melayang-layang jauh ke awan
Seandainya peri
Kan ku ubah Indonesia
Menjadi negeri yang damai

Doa Seorang Anak Bangsa
Ya Tuhan …
Ada apa dengan Indonesia?
Kubaca, kudengar, bahkan kulihat sendiri
Dimana-mana terjadi pembantaian
Terjadi pengrusakan
Bahkan pembunuhan
Tuhan, … apa Kau murka pada kami
Jika ya, ampunilah kami
Kami ingin negeri kembali aman
Kembali damai
Karena kami rindu mendengar kata
Negeri madani

Guru
Sungguh besar jasamu
Bagi kami putra-putri Indonesia
Terik mentari tak kau jadikan rintangan
Derasnya hujan tak kujadikan penghalang
Demi menjalankan tugas yang mulia
Guru, …
Kau bagaikan seberkas cahaya
Yang menerangi kegelapan malam
Kau bagaikan setetes embun
Dalam kehausan
Kau bagaikan sebuah payung
Yang melindungi kami
Dari derasnya hujan
Guru, …
Aku tahu tak kan dapat membalasmu
Tetapi dengarlah
Seuntai kata yang terucap
Dari lubuk hatiku yang paling dalam
Terima kasih guru

Karya : Heriayaman Lx
Sampah
Mengapa kau sedih sampah?
Padahal kamu seharusnya senang
Kalau kamu dibuang
Kamu tentu senang, sampah
Kalau aku bersih darimu
Umat manusia senang

Karya : Diana Apriliani
Guru
Setiap hari aku berangkat sekolah
Setiap hari aku bertemu denganmu
Tampamu aku tak berarti
Tampamu aku tak bisa ini dan itu
Begitu besar jasamu
Begitu indah jalan hidupmu
Kau pahlawan
Oh guru, maafkan aku
Terima kasih guru

Sahabat
Sahabat, …
Aku punya sahabat di sekolah
Dia sahabat yang paling baik
Yang pernah aku temui
Dia selalu menemaniku setiap waktu
Di kala aku sedang sakit
Dia suka mencemaskanku
Oh, sahabat
Engkau selalu menemaniku di sekolah
Engkau cahaya dalam hidupku
Oh, sahabat
Di kala aku sedih
Kau selalu menghiburku
Oh, sahabat
Tampamu hidupku tak berarti

Topi
Engkau selalu ada dalam hidupku
Engkau selalu menemaniku setiap hari
Engkau bagaikan pohon yang rindang
Bagaikan peneduh dalam hidupku
Oh topi aku tak kan melupakan jasamu

Payung, … Pak!
Aku selalu mencari uang di kala hujan
Aku anak orang miskin
Aku selalu diejek teman sekolah
Tapi biar aku miskin
Aku tetap ingin sekolah
Biarpun aku tak punya uang
Aku mendapat bea siswa di sekolah
Terima kasih payung
Payung …………pak?
Payung …………bu?
Payung …………kak?

Karya : Mella Risnawati

Pohon
Pohon
Tampa engaku dunia ini penuh polusi
Pohon
Tampa engkau semua orang sakit
Oh pohon
Cepatlah engkau tumbuh subur

Bunga
Di taman, di sekolah engkau ada
Tampamu aku kesepian
Oh bunga malangnya engkau
Yang selalu di petik orang

Karya : Acih Sinar
Kebersihan
Tasik besinar
Sekolah ini bersih asri dan rindang
Guruku
Setiap hari aku berangkat kesekolah
Belajar tentang matematika
Soal itu diberi contoh
Oleh guruku
Dan sesudah itu saya diberinya soal
Untuk berlatih, berlatih, berlatih, dan berlatih

Petani
Ibu, ayah adalah petani
Mereka petanu padi
Mereka senang bekerja di sawah
Karena itu kemauannya

Karya : Rahman Riadi
Kendaraan
Kendaraan bagiku sangat berarti
Seandainya kau tak diciptakan
Aku harus berbuat apa
Kesana kemari pasti aku cape
Terima kasih kendaraan
Kau sangat berarti bagi semua orang

Karya : Agi Trihansyah
Buku
Walaupun engkau kecil
Tapi kau membuatku tahu
Dalam mengerjakan soal
Dan perintah orang lain
Oh buku
Akan kujaga kau
Karena bila tiada kau aku bodoh

Burung Puyuh
Kulihat engkau terkurung dalam sangkar
Dengan wajah yang sedih
Walau sangkarmu terbuat dari emas
Tapi aku tahu, …. Apa yang kau inginkan
Hanyalah terbang bebas ke dunia lepas

Guruku
Besarlah jasamu
Semangatmu selalu menyala untuk memberantas
Kebodohan
Guru, engkau pun berjasa dalam pembangunan bangsa

Negara Jepang
Kau sebut kami negara penjajah
Mengapa kau jajah negara kami, Indonesia
Hingga kami sengsara dan bodoh
Andaikan negara kami tak kau jajah
Kami akan pintar dan kaya

Provokator
Demi uang kau rela mengacau di berbagai tempat
Kau buat orang berkelahi
Engkaulah pengacaunya di setiap tempat

Rumah
Kau adalah tempat berlindung kami
Dari panas dan dingin
Hingga kami aman dalam dirimu
Kaulah istanaku

Uang
Di manapun dan setiap waktu
Kau dibutuhkan setiap orang
Walaupun harus bekerja keras
Dan bisa juga nyawa taruhannya
Uang kau aku butuhkan
Tapi kau tak menjamin keselamatanku

Matahari
Sungguh mulia hatimu
Menerangi dunia yang gelap ini
Sehingga aku dapat melihat benda
Oh, matahari tampa kau aku buta

Karya : Riswan Riswandi
Mata
Kalau tiada engkau
Aku tak bisa melihat
Kau adalah indera penglihat
Bagiku itu keajaiban dari alloh
Semua orang menggunakan kamu

Karya : Sandi Andriana
Asap Mobil
Kau memang udara
Tapi kau menjadikan orang terkena penyakit
Paru-paru, asma, pilek
Karena tidak baik untuk dihisap
Maka kau harus mengeluarkan udaranya sedikit
Karya : Yudi Rusyudiana
Kopi Untuk Ayah
Kutahu engaku sangat lelah
Setelah membanting tulang
Demi kami sekeluarga
Siang malam engkau bekerja
Dengan sedikit istirahat
Kerja lagi dan kerja lagi
Kini engkau duduk di kursi
Tunggulah ayah
Kan kubuat secangkir kopi

Pak Guru(Saduran)
kala mentari muncul
kau kayuh sepeda tua mu
menempuh jalan yang berliku
mengejar kecepatan waktu
kaya mentari menyemprot kulit
kau kayuh sepeda tuamu
lapar dahaga menjadi Satu
tapi tak kau hiraukan hal itu
demi anak didik lebih maju

Pak Pos(Saduran)
Engkau mengayuh sepanjang jalan
Tak pandang panas maupun hujan
Untuk melaksanakan tugas harian
Miskin dan kaya tak kau bedakan
Surat pada mereka kau berikan
Kring-kring itu kodemu
Begitulah berjalan sepanjang waktu

Mari Berolahraga (Saduran)
Mari kawan berolahraga
Kita gerakan badan kita
Biar kuat gagah perkasa
Dapat berpikir dan bekerja
Kita bersenam setiap hari
Mari kawan putera dan puteri
Siapa malas lemahlah diri
Penyakit datang hampir pasti

Indonesia Tumpah Darahku (Saduran)
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Nampaklah pulau di laut hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya

Karya : feni Febrianto
Jam Tangan
Setiap hari kau kuajak ke sekolah
Dan engkau bagian dari hidupku
Jika tidak ada engkau
Bagaimana aku?
Tiap hari aku melihatmu
Terima kasih jam tangan

Bola
Wajahmu bulat
Setiap hari kau kuajak bermain
Di lapangan
Kadang kau kubanting, kulempar, kutendang, dan
Kucium
Malang sekali nasibmu
Tatkala kau dicacimaki

Baju
Tiap hari kau ku pakai
Ke sekolah, ke pesta, dan kemanapun
Aku suka
Terutama bermain
Kau sangat berharga bagi diriku
Maupun orang lain

Pulpen
Engkau sahabatku yang paling baik
Aku gunakan untuk belajar
Betapa aku harus menjagamu
Jika tidak ada engkau
Harus menulis dengan apa, aku?
...................................
Gimana Bagus bagus kan...> Coba kalian belajar menulis puisi, pasti bisa !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar