Siapa
yang tidak kenal GUS DUR . Mulai dari anak-anak sampai kakek-nenek, dari tukang
becak sampai konglomerat, dari kuli sampai menteri. Ummat agama apapun pasti
mengenalnya.
Beliau
seorang Kiai yang humanis,membela yang benar,pengayom minoritas,presiden RI
yang sederhana. Dikenal seluruh dunia. Tokoh yang aneh. Ucapan-ucapannya selalu
ditunggu oleh semua kalangan. Dan yang tak kalah menariknya humornya yang tak
tak habis-habisnya.
Berikut
saya tampilkan Guyonan Beliau:
1.Sandal Terawih
Seorang
jamaah terawih di sebuah masjid terlihat unik. Sebut saja Marno, setiap
berangkat ke masjid, ia mempunyai kebiasaan selalu memakai sandal sangklir
(tidak sama antara yang kiri dan kanan).
Sandal
jepit yang dipakai Marno ini, tiap hari selalu berubah-ubah. Kadang yang kiri
warna merah yang kanan hijau atau sebaliknya.
"Lho
Pak, setiap hari kok pakai sandal berbeda? Apa selalu keliru sebelah?"
tanyaku mengingatkan.
"Tidak
mas, saya tiap hari selalu begini," jawab Marno santai.
"Kok
bisa begitu, kenapa pak?" tanyaku lagi.
"Biar
ngaji saya tenang mas, tidak kepikiran sandal hilang. Sebab sandal saya sering
tertukar. Kalau begini nggak ada yang nukar alias aman, shalat-pun juga
tenang," jawabnya sambil tersenyum.
(Qomarul Adib)
Humor GUS DUR
2.Butuh Pengganti Muadzin
Mbah
soleh adalah seorang takmir masjid dari mulai remaja sampai sekarang. Umurnya
sekarang sudah 67 tahun. Penyakit umur pun sudah sering menyapanya dari encok,
pusing, pegel-pegel dan juga pikun.
Tak
jarang juga mbah soleh lupa untuk adzan. Ketika sudah ingat, tak mengenal jam
dan waktu.
Suatu
ketika saat tiba shalat dhuhur mbah soleh lupa untuk adzan di masjid dan ingat
ketika jam 2 siang.
“Allahu
Akbar-Allahu Akbar.....” suara mbah soleh yang khas berkumandang.
Datanglah
seorang remaja yang kebetulan i’tikaf di masjid itu, kemudian berkata, “Mbah
ini sudah jam 2 lebih, kenapa mbah adzan jam segini??”
“Karena
orang tua ini juga perlu peran pengganti cung” kata mbah soleh sambil
tersenyum. (Ahmad Syaefudin)
Humor GUS DUR
3.Salah Pendengaran
Waktu
itu Udin diminta oleh kiainya untuk berbelanja di pasar. Saat sedang asyik
berjalan, Udin melihat bule sedang menunggu ojek untuk pulang. Dengan rasa
percaya diri Udin menghampirinya.
Udin
:"I...I'm sorry, Sir."
Bule
:"I'm sorry, too."
Udin
:(too?=2) diam sejenak, "I'm sorry three."
Bule
:"What are you sorry for?"
Udin
:(for??=4)"I'm sorry five."
Bule
:"Are you sick?"
Udin
:(sick?=6) "I'm seven."
Akhirnya
si bule pun sadar dan meninggalkan Udin itu sambil tersenyum kecut. (Ahmad
Syaefuddin)
Humor GUS DUR
4.Udin Jadi Sopir Orang Arab
Turis
Arab naik mobil di Jakarta, Udin jadi sopirnya. Tiba-tiba, mobil yang
ditumpanginya disalip pick up yang ngebut. Si Arab teriak:"Ustahiad!
Ustahiad!
Lalu
ada truk menyalip, si Arab teriak: "Ihsibustim! Ihsibustim!"
Udin
heran.
Tiba-tiba
ada sedan kecil menyusul dari arah kiri, turis Arab mendesis: "Ya Allah,
Ikuzus, Ikuzus...."
Akhirnya
Udin bertanya: "Wan, ente lafal dzikirnya kok aneh. Ane belum pernah
denger ...."
Turis
Arab jawab: "Siafa yang zikir? Itu tulisan di belakang mobil yang nyalip.
Ane bacanya dari kanan ke kiri.
Udin
: !!?……… (Ahmad Syaefudin)
Humor GUS DUR
5.Kapan Awal Puasa?
Paijah
: Pak, puasa mulainya kapan toh?
Paijo
: Lha tanggal 1 Ramadhan kan bu!
Paijah
: Kalau itu anak SD juga tahu. Maksudnya hari apa gitu? Ada yang bilang Selasa,
ada juga yang Rabu.
Paijo
: Sudahlah bu, itu sudah dipikirkan pemerintah dan ulama kita. Buat orang awam
seperti kita, yang penting jika sudah banyak yang jualan blewah, kolak,
cendhol, dan kurma, maka itu pertanda sudah masuk bulan puasa.
Paijah
: Oh begitu ya Pak, kalo begitu besok kita jualan blewah, kolak, dan cendhol.
Boleh pak?
Paijo
: Lha kenapa?
Paijah
: Biar puasanya maju.
Paijo
: ??? (Ajie Najmuddin)
Humor GUS DUR
6.Gus Dur dan Sepatu Bush
Terjadilah insiden pelemparan sepatu oleh
wartawan stasiun TV di Irak ke arah presiden Amerika Serikat George W. Bush.
Dunia jadi geger. Semua media menyajikannya sebagai berita utama. Tokoh-tokoh
dunia berkomentar.
Mayoritas memberikan dukungan kepada sang
wartawan. "Lemparan penghinaan itu adalah tanggapan balik terhadap invasi
Amerika ke Irak." Dunia Arab kontan memberinya gelar pahlawan, meski
belakangan wartawan ini babak belur.
Para tokoh di Indonesia pun tidak ketinggalan.
Ada yang menyesalkan sikap wartawan yang emosional, tidak beretika. Namun
umumnya memberikan acungan jempol kepada wartawan.
Tibalah saatnya dalam suatu forum politik para
wartawan merangsek mendekati mantan presiden RI Gus Dur, meminta pendapatnya
soal sepatu Bush.
"Gus Dur bagaimama pendapat anda tentang
insiden pelemparan sepatu? Apakah itu termasuk bentuk kejengkelan warga
Irak?"
"Apakah anda mendukung itu Gus?"
"Gus, apakah Bush pantas mendapatkan
itu"
Gus Dur masih diam. Wartawan mulai tenang,
menunggu kejutan.
"Ah wong nggak kena aja kog pada
ribut," kata Gus Dur sambil lalu. Wartawan pun tertawa puas. (nam)
Humor GUS DUR
7.Kopi Luak untuk Raja Arab
Sudah
lama raja Arab mendengar kabar, bahwasanya tanah Jawa sangat subur, gemah ripah
loh jinawi. Kabar yang terdengar dari negeri Timur itu, apa saja bisa tumbuh di
belantara Jawa.
Lantas
suatu ketika sang raja memutuskan diri untuk datang ke Jawa. Akhirnya raja
beserta rombongan di terima oleh para kiai Jombang.
Di
Jombang, raja dijamu oleh para kiai dengan suguhan ketela rebus dan kopi luwak
yang sudah terkenal kelezatannya. Meski hidangan itu terbilang sangat
sederhana, oleh raja menu itu sudah dibilang sangat luar biasa.
Raja
sangat menyanjung-nyanjung makanan serta minuman itu karena di negaranya belum
pernah ada. Raja memujinya dengan super lezat.
Tiba-tiba
raja penasaran dan bertanya kepada kiai, “Ma hadza ya Ustadz? Ini apa, wahai,
Ustad?"
“Hadzihi
qahwah takhruju min sillitil luwak, ya Syaikh. Ini kopi yan keluar dari dubur
Luwak, ya Syekh,” jawab kiai
Penulis:
Syaiful Mustaqim
Humor GUS DUR
8.Beda Wanita Arab dan Betawi
Santri: Kenapa wanita dulunya dilarang ziarah
kubur?
Ustadz: Karena pada zaman Nabi wanita Arab
dulu punya kebiasaan yang tidak baik. Ketika berziarah kubur mereka
berteriak-teriak, meraung-raung, bahkan ada yang menyobek-nyobek pakaiannya
sendiri. Jadi illat atau penyebab diharamkannya dulu itu adalah faktor
"histeris" itu.
Santri: Jadi sekarang sudah tidak dilarang?
Ustadz: Ya. Bahkan jadi sunnah. Di Arab sana
wanita-wanita sudah tidak histeris begitu. Nabi juga sudah mencabut
larangannya. Apalagi di Indonesia, kebiasaan seperti itu dari dulunya tidak
ada.
Santri: Tapi, menurut saya, ada pengecualian
untuk wanita Betawi.
Ustadz: Lha kenapa?
Santri: Kalau dulu wanita Arab
berteriak-teriak, tapi sekarang saat wanita Betawi ziarah kubur, yang berteriak
malah jin yang ada dalam kuburan itu.
Ustadz: Lha kenapa?
Santri: Jinnya kesel. "Hei ibu-ibu,
jangan berisik," katanya.
Ustadz: Ohhhh................. (nam)
Humor GUS DUR
9.Ngga Bisa Bahasa Arab
Amron,
seorang pegawai di perusahaan BUMN sedang gelisah dan mengeluhkan persoalannya
kepada seorang kiai yang tinggal di samping masjid tidak jauh dari rumah
kontrakannya.
Amron:
Pak Kiai tadi ada pengajian bulanan di kantor.
Kiai:
Lalu?
Amron:
Ustadnya bilang kalau tahlil itu bid'ah, mengerjakannya malah berdosa.
Kiai:
Terus?
Amron:
Dia juga membacakan dalil-dalil kalau ziarah kubur itu syirik.
Kiai:
Ehmmm...
Amron:
Berdzikir dengan suara keras itu katanya tidak ada bedanya dengan kampanye
calon DPR.
Kiai:
Lalu sampean bilang gimana?
Amron:
Ya di situ saya malu sekali. Saya tidak bisa berkata apa-apa. Orang-orang di
situ semuanya seakan-akan menertawai saya.
Sang Kiai terdiam sebentar lalu memberikan
sedikit pelajaran kepada Amron tentang persoalan ubudiyyah, bid'ah, tahlil dan
persoalan khilafiyah lainnya. Amron manggut-manggut.
Kiai:
Sampean faham apa ndak?
Amron:
Ehhhmmm.. Lumayan faham sih Kiai, tapi sulit menjelaskan kepada mereka soalnya
mereka hafal dalil-dalil.
Kiai:
Dalilnya pake Bahasa Arab?
Amron:
Enggak sih, sudah diterjemahkan pake bahasa Indonesia.
Kiai:
Wah kalau begitu untuk menghadapi mereka sih gampang saja.
Amron
senang sekali: Wah bagaimana caranya kiai?
Kiai memberikan satu kitab berbahasa Arab
berjudul "Hujjah Ahlissunnah wal Jama'ah."
Kiai:
Kalau mereka tanya dalilnya ya pinjamkan saja kitab ini sebentar. Bilang kalau
di sini ada dalilnya banyak. Paling juga mereka ngga bisa bahasa Arab.
Kiai tersenyum. Amron pun setuju. (*-*Anam)
Humor GUS DUR
10.Onta Vs. Fulan
Alkisah,
seorang fulan yang hidup di Mekkah selalu menaiki onta setiap hendak menunaikan
shalat Jum’at. Ia tidak pernah telat sampai Baitullah. Ia berangkat dari
kediamannya pagi-pagi.
Namun
suatu ketika onta yang ditumpanginya lambat sekali jalannya. Ia mulai galau.
Ia
merogoh saku. Tiba-tiba ia menemukan balsem. Balsem pun dioleskan ke dubur
onta. Dan… sontak onta lari tunggang langgang. Ia ditinggal begitu saja.
Tak
hilang akal. Sisa balsem lalu dioleskan di bagian tubuh si fulan, sama persis
dengan si onta. Sontak si fulan pun berlari kencang mendahului onta yang
berlari terlebih dahulu. (Syaiful Mustaqim)
Humor GUS DUR
11.Lebih Besar dari Kuburan
KH Ali Maksum dikenal sangat dekat dengan para
santrinya. Sekitar 2000 santri, beliau mengenal namanya, bahkan sampai daerah
asalnya. Karena begitu dekatnya, semua
santri merasa menjadi santri kesayangan beliau. Kalaupun Mbah Ali marah, santri
justru senang, karena mendapatkan perhatian dari sang kiai.
Kedekatan
Mbah Ali dengan santri ternyata bukan saja terjadi di pondok saja. Ketika
santri sudah pulang di rumah, kedekatan itu masih sangat terasa. Ini
dikarenakan kegemaran Mbah Ali dalam silaturrahim. Ketika sampai daerah
tertentu, Mbah Ali selalu menyempatkan mampir ke rumah para santrinya.
Ada
rasa bangga buat seorang santri ketika rumahnya dirawuhi kiainya. Tetapi ada
seorang santri Krapyak yang justru enggan ketika Mbah Ali mau silaturrahim.
Namanya Zainuri. Selepas nyantri di Krapyak, ia berpetualang di Jakarta.
Setelah
menghadiri suatu acara di Jakarta, saat itu Zainuri menemui Mbah Ali. Saat itu
Mbah Ali mau mampir ke kontrakan Zainuri.
“Aku
mau mampir ke tempatmu,” kata Mbah Ali.
“Mboten
(tidak). Kiai tidak usah ke tempat saya. Tempat saya sangat sempit,” jawab
Zainuri.
Zainuri
yang kosnya sangat kecil merasa malu kalau kiainya mampir. Zainuri takut tidak
bisa menyediakan tempat layak buat kiai tercintanya.
“Wes,
aku pengen mampir ke tempatmu,” tegas Mbah Ali.
Zainuri
sudah tidak bisa berkata apa-apa. Ini dawuh kiai. Dengan perasaan yang gelisah,
akhirnya Zainuri manut saja dengan dawuh kiainya. Sesampai di kos, Zainuri
mempersilahkan Mbah Ali untuk masuk kosnya yang sangat kecil.
“Ini kiai, kos saya sangat kecil.”
“Ini
besar, tidak kecil. Kan lebih besar dari pada kuburan.”
Mbah
Ali tertawa bersama Zainuri. Dalam hati, Zainuri sangat bangga, karena kiainya
selalu memberikan nasehat yang teduh buat hidupnya.
Kisah
ini diceritakan oleh Ibu Nyai Ida Rufaida, putri alm. KH Ali Maksum di acara
peringatan haul ke-24 di Krapyak. (Rokhim Bangkit)
Humor GUS DUR
12.Jeruk Asem-Manis
Sepulang
pengajian, seorang ibu berpapasan dengan pedagang jeruk yang lewat di depan
gedung Muslimat NU.
Ibu:
Pak, berapa harga 1 kg jeruk ini?
Pedagang
jeruk: 5 ribu bu
Ibu:
Tapi jeruknya manis atau asem?
Pedagang
jeruk: Pasti manis Bu. Kalau asem gak usah bayar deh..!
Ibu:
Kalau begitu tolong dibungkus 1 kg yang asem, ya!
Pedagang
jeruk: ??? *(Nurdin)
Humor GUS DUR
13.Rokok Kiai
Di satu pesantren di Jombang, Jawa Timur,
santri-santri dilarang merokok. Dan mbah kiai pengasuh pesantren tidak
segan-segan memberikan takzir (hukuman) setimpal pada santri yang melanggar.
Namun ada saja santri nakal yang melakukan pelanggaran.
Beberapa gelintir santri yang tidak tahan
ingin merokok mencari-cari kesempatan di malam hari, pada saat gelap di
sudut-sudut asrama atau di gang-gang kecilnya, atau di tempat jemuran pakaian
atau di pekarangan kiai.
Satu malam seorang santri perokok ingin
melakukan aksinya. Ia bergegas ke kebun blimbing. Ia dekati seorang temannya di
kejauhan sedang menyalakan rokok.
"Kang, join rokoknya ya..." katanya
sambil menyodorkan jari tengah dan telunjukknya.
Temannya langsung menyerakan rokok yang
dipegangnya.
Santri perokok langsung mengisapnya.
"Alhamdulillah, nikmatnya..." katanya. Diteruskan dengan isapan
kedua.
Rokok semakin menyala, dan... dalam gelap
dengan bantuan nyala rokok itu lamat-lamat ia baru sadar siapa yang sedang
dimintainya rokok. Namun santri belum yakin dan diteruskan dengan isapan
ketiga... Rokok semakin meyala terang.
Ternyata... yang dia mintai rokok adalah
kiainya sendiri.
Santri kaget dan ketakutan. Dia langsung
kabur. Lari tunggal langgang tanpa sempat mengembalikan rokok yang dipinjamnya.
Sang kiai marah besar: "Hei rokok saya
jangan dibawa, itu tinggal satu-satunya, kang..." (nam)
Humor GUS DUR
14.Gus Gur Ingin Nikahi Perempuan Satu
Bis?
KH
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diprotes oleh seorang penceramah di televisi
gara-gara ada rombongan ibu-ibu pengajian satu bis yang mencium tangan Gus Dur
saat sowan atau bersilaturrahim ke kediamannya di Pondok Pesantren Ciganjur,
Jakarta Selatan.
”Itu ada ulama tapi koq bersalaman dengan
perempuan, kan bukan muhrim,” kata penceramah itu. ”Mestinya dia memberikan
pelajaran yang baik kepada ummat,” katanya agak kesal.
Gus Dur tertawa saja mendengar itu. ”Memangnya
perempuan satu bis mau saya nikahi semua, hehehe,” katanya.
”Masa bersalaman aja nggak boleh, lagian saya
kan tidak lihat satu-satu orang yang datang,” kata Gus Dur. (anam)
Humor GUS DUR
15.Hukum Tidur Telentang
Seperti
biasa setiap bulan Kiai Hasyim memberikan kajian khusus masalah fiqih di suatu
pondok pesantren. Pada bulan ini beliau membahas tentang hukum tidur telentang.
Kia Hasyim menjelaskan bahwa tidur telentang hukumnya haram karena membahayakan
keselamatan jiwa manusia.
Sontak,
seluruh santri di pondok pesantren yang hadir bengong dan terdiam sekaligus
enggan untuk bertanya kepada Kiai Hasyim yang kharismatik itu. Walaupaun Kiai
Hasyim menjelaskannya dengan senyum sabagaimana ciri kas para kiai Pondok
Pensantren. Tidak terasa, pelajaran figih hukum tidur telentang usai dijelaskan
meskipun waktu sudah larut malam dan para santri dalam keadaan kritis
mengantuk.
Akhirnya
jam dinding berdentang menunjukkan jam 12 malam. Ngaji di pondok pesantren
tersebut telah usai. Tetapi dalam perjalanan pulang para santri terheran dengan
hukum tidur telentang. Kontan, mereka para santri saling bertanya dan diskusi
kecil dan mereka tidur dengan posisi badan miring takut dengan hukum tersebut.
Keesokan
harinya pelajaran dilanjutkan dengan diskusi. Namun beberapa santri datang agak
terlambat karena bangun agak terlambat. Pada saat diskusi ada seorang santri
yang memberanikan diri untuk bertanya mengapa tidur telentang hukumnya haram.
Kia
Hasyim, dengan tangkas dan penuh kebapakan berkata, ”Ya, sudah jelas tidur
sambil 'telen' 'tang' itu membahayakan bagi keselamatan jiwa makanya hukumnya
haram."
"Lha
wong, anda tidur sambil telen air saja sulit, kok mau tidur telen tang apalagi
bangun tengah malam untuk qiyamul lail,” jelas Kiai Hasyim mengakiri diskusi
sambil tersenyum.
Joko
Sumiyanto .University, Mississippi-USA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar