Minggu, 05 Januari 2014

Kumpulan Humor Gus Dur : Bag. 1


  
Siapa yang tidak kenal GUS DUR . Mulai dari anak-anak sampai kakek-nenek, dari tukang becak sampai konglomerat, dari kuli sampai menteri. Ummat agama apapun pasti mengenalnya.
Beliau seorang Kiai yang humanis,membela yang benar,pengayom minoritas,presiden RI yang sederhana. Dikenal seluruh dunia. Tokoh yang aneh. Ucapan-ucapannya selalu ditunggu oleh semua kalangan. Dan yang tak kalah menariknya humornya yang tak tak habis-habisnya.
Berikut saya tampilkan Guyonan Beliau:

Humor GUS DUR
1.Sandal Terawih
Seorang jamaah terawih di sebuah masjid terlihat unik. Sebut saja Marno, setiap berangkat ke masjid, ia mempunyai kebiasaan selalu memakai sandal sangklir (tidak sama antara yang kiri dan kanan).
Sandal jepit yang dipakai Marno ini, tiap hari selalu berubah-ubah. Kadang yang kiri warna merah yang kanan hijau atau sebaliknya.
"Lho Pak, setiap hari kok pakai sandal berbeda? Apa selalu keliru sebelah?" tanyaku mengingatkan.
"Tidak mas, saya tiap hari selalu begini," jawab Marno santai.
"Kok bisa begitu, kenapa pak?" tanyaku lagi.
"Biar ngaji saya tenang mas, tidak kepikiran sandal hilang. Sebab sandal saya sering tertukar. Kalau begini nggak ada yang nukar alias aman, shalat-pun juga tenang," jawabnya sambil tersenyum.  (Qomarul Adib)

Humor GUS DUR
2.Butuh Pengganti Muadzin
Mbah soleh adalah seorang takmir masjid dari mulai remaja sampai sekarang. Umurnya sekarang sudah 67 tahun. Penyakit umur pun sudah sering menyapanya dari encok, pusing, pegel-pegel dan juga pikun.
Tak jarang juga mbah soleh lupa untuk adzan. Ketika sudah ingat, tak mengenal jam dan waktu.
Suatu ketika saat tiba shalat dhuhur mbah soleh lupa untuk adzan di masjid dan ingat ketika jam 2 siang.
“Allahu Akbar-Allahu Akbar.....” suara mbah soleh yang khas berkumandang.
Datanglah seorang remaja yang kebetulan i’tikaf di masjid itu, kemudian berkata, “Mbah ini sudah jam 2 lebih, kenapa mbah adzan jam segini??”
“Karena orang tua ini juga perlu peran pengganti cung” kata mbah soleh sambil tersenyum. (Ahmad Syaefudin)

Humor GUS DUR
3.Salah Pendengaran
Waktu itu Udin diminta oleh kiainya untuk berbelanja di pasar. Saat sedang asyik berjalan, Udin melihat bule sedang menunggu ojek untuk pulang. Dengan rasa percaya diri Udin menghampirinya.
Udin :"I...I'm sorry, Sir."
Bule :"I'm sorry, too."
Udin :(too?=2) diam sejenak, "I'm sorry three."
Bule :"What are you sorry for?"
Udin :(for??=4)"I'm sorry five."
Bule :"Are you sick?"
Udin :(sick?=6) "I'm seven."
Akhirnya si bule pun sadar dan meninggalkan Udin itu sambil tersenyum kecut. (Ahmad Syaefuddin)

Humor GUS DUR
4.Udin Jadi Sopir Orang Arab
Turis Arab naik mobil di Jakarta, Udin jadi sopirnya. Tiba-tiba, mobil yang ditumpanginya disalip pick up yang ngebut. Si Arab teriak:"Ustahiad! Ustahiad!
Lalu ada truk menyalip, si Arab teriak: "Ihsibustim! Ihsibustim!"
Udin heran.
Tiba-tiba ada sedan kecil menyusul dari arah kiri, turis Arab mendesis: "Ya Allah, Ikuzus, Ikuzus...."
Akhirnya Udin bertanya: "Wan, ente lafal dzikirnya kok aneh. Ane belum pernah denger ...."
Turis Arab jawab: "Siafa yang zikir? Itu tulisan di belakang mobil yang nyalip. Ane bacanya dari kanan ke kiri.
Udin : !!?……… (Ahmad Syaefudin)

Humor GUS DUR
5.Kapan Awal Puasa?
Paijah : Pak, puasa mulainya kapan toh?
Paijo : Lha tanggal 1 Ramadhan kan bu!
Paijah : Kalau itu anak SD juga tahu. Maksudnya hari apa gitu? Ada yang bilang Selasa, ada juga yang Rabu.
Paijo : Sudahlah bu, itu sudah dipikirkan pemerintah dan ulama kita. Buat orang awam seperti kita, yang penting jika sudah banyak yang jualan blewah, kolak, cendhol, dan kurma, maka itu pertanda sudah masuk bulan puasa.
Paijah : Oh begitu ya Pak, kalo begitu besok kita jualan blewah, kolak, dan cendhol. Boleh pak?
Paijo : Lha kenapa?
Paijah : Biar puasanya maju.
Paijo : ??? (Ajie Najmuddin)

Humor GUS DUR
6.Gus Dur dan Sepatu Bush
 Terjadilah insiden pelemparan sepatu oleh wartawan stasiun TV di Irak ke arah presiden Amerika Serikat George W. Bush. Dunia jadi geger. Semua media menyajikannya sebagai berita utama. Tokoh-tokoh dunia berkomentar.
 Mayoritas memberikan dukungan kepada sang wartawan. "Lemparan penghinaan itu adalah tanggapan balik terhadap invasi Amerika ke Irak." Dunia Arab kontan memberinya gelar pahlawan, meski belakangan wartawan ini babak belur.
 Para tokoh di Indonesia pun tidak ketinggalan. Ada yang menyesalkan sikap wartawan yang emosional, tidak beretika. Namun umumnya memberikan acungan jempol kepada wartawan.
 Tibalah saatnya dalam suatu forum politik para wartawan merangsek mendekati mantan presiden RI Gus Dur, meminta pendapatnya soal sepatu Bush.
 "Gus Dur bagaimama pendapat anda tentang insiden pelemparan sepatu? Apakah itu termasuk bentuk kejengkelan warga Irak?"
 "Apakah anda mendukung itu Gus?"
 "Gus, apakah Bush pantas mendapatkan itu"
 Gus Dur masih diam. Wartawan mulai tenang, menunggu kejutan.
 "Ah wong nggak kena aja kog pada ribut," kata Gus Dur sambil lalu. Wartawan pun tertawa puas. (nam)

Humor GUS DUR
7.Kopi Luak untuk Raja Arab
Sudah lama raja Arab mendengar kabar, bahwasanya tanah Jawa sangat subur, gemah ripah loh jinawi. Kabar yang terdengar dari negeri Timur itu, apa saja bisa tumbuh di belantara Jawa.
Lantas suatu ketika sang raja memutuskan diri untuk datang ke Jawa. Akhirnya raja beserta rombongan di terima oleh para kiai Jombang.
Di Jombang, raja dijamu oleh para kiai dengan suguhan ketela rebus dan kopi luwak yang sudah terkenal kelezatannya. Meski hidangan itu terbilang sangat sederhana, oleh raja menu itu sudah dibilang sangat luar biasa.
Raja sangat menyanjung-nyanjung makanan serta minuman itu karena di negaranya belum pernah ada. Raja memujinya dengan super lezat.
Tiba-tiba raja penasaran dan bertanya kepada kiai, “Ma hadza ya Ustadz? Ini apa, wahai, Ustad?"
“Hadzihi qahwah takhruju min sillitil luwak, ya Syaikh. Ini kopi yan keluar dari dubur Luwak, ya Syekh,” jawab kiai
Penulis: Syaiful Mustaqim

Humor GUS DUR
8.Beda Wanita Arab dan Betawi
 Santri: Kenapa wanita dulunya dilarang ziarah kubur?
 Ustadz: Karena pada zaman Nabi wanita Arab dulu punya kebiasaan yang tidak baik. Ketika berziarah kubur mereka berteriak-teriak, meraung-raung, bahkan ada yang menyobek-nyobek pakaiannya sendiri. Jadi illat atau penyebab diharamkannya dulu itu adalah faktor "histeris" itu.
 Santri: Jadi sekarang sudah tidak dilarang?
 Ustadz: Ya. Bahkan jadi sunnah. Di Arab sana wanita-wanita sudah tidak histeris begitu. Nabi juga sudah mencabut larangannya. Apalagi di Indonesia, kebiasaan seperti itu dari dulunya tidak ada.
 Santri: Tapi, menurut saya, ada pengecualian untuk wanita Betawi.
 Ustadz: Lha kenapa?
 Santri: Kalau dulu wanita Arab berteriak-teriak, tapi sekarang saat wanita Betawi ziarah kubur, yang berteriak malah jin yang ada dalam kuburan itu.
 Ustadz: Lha kenapa?
 Santri: Jinnya kesel. "Hei ibu-ibu, jangan berisik," katanya.
 Ustadz: Ohhhh................. (nam)

Humor GUS DUR
9.Ngga Bisa Bahasa Arab
Amron, seorang pegawai di perusahaan BUMN sedang gelisah dan mengeluhkan persoalannya kepada seorang kiai yang tinggal di samping masjid tidak jauh dari rumah kontrakannya.
Amron: Pak Kiai tadi ada pengajian bulanan di kantor.
Kiai: Lalu?
Amron: Ustadnya bilang kalau tahlil itu bid'ah, mengerjakannya malah berdosa.
Kiai: Terus?
Amron: Dia juga membacakan dalil-dalil kalau ziarah kubur itu syirik.
Kiai: Ehmmm...
Amron: Berdzikir dengan suara keras itu katanya tidak ada bedanya dengan kampanye calon DPR.
Kiai: Lalu sampean bilang gimana?
Amron: Ya di situ saya malu sekali. Saya tidak bisa berkata apa-apa. Orang-orang di situ semuanya seakan-akan menertawai saya.
 Sang Kiai terdiam sebentar lalu memberikan sedikit pelajaran kepada Amron tentang persoalan ubudiyyah, bid'ah, tahlil dan persoalan khilafiyah lainnya. Amron manggut-manggut.
Kiai: Sampean faham apa ndak?
Amron: Ehhhmmm.. Lumayan faham sih Kiai, tapi sulit menjelaskan kepada mereka soalnya mereka hafal dalil-dalil.
Kiai: Dalilnya pake Bahasa Arab?
Amron: Enggak sih, sudah diterjemahkan pake bahasa Indonesia.
Kiai: Wah kalau begitu untuk menghadapi mereka sih gampang saja.
Amron senang sekali: Wah bagaimana caranya kiai?
 Kiai memberikan satu kitab berbahasa Arab berjudul "Hujjah Ahlissunnah wal Jama'ah."
Kiai: Kalau mereka tanya dalilnya ya pinjamkan saja kitab ini sebentar. Bilang kalau di sini ada dalilnya banyak. Paling juga mereka ngga bisa bahasa Arab.
 Kiai tersenyum. Amron pun setuju. (*-*Anam)

Humor GUS DUR
10.Onta Vs. Fulan
Alkisah, seorang fulan yang hidup di Mekkah selalu menaiki onta setiap hendak menunaikan shalat Jum’at. Ia tidak pernah telat sampai Baitullah. Ia berangkat dari kediamannya pagi-pagi.
Namun suatu ketika onta yang ditumpanginya lambat sekali jalannya. Ia mulai galau.
Ia merogoh saku. Tiba-tiba ia menemukan balsem. Balsem pun dioleskan ke dubur onta. Dan… sontak onta lari tunggang langgang. Ia ditinggal begitu saja.
Tak hilang akal. Sisa balsem lalu dioleskan di bagian tubuh si fulan, sama persis dengan si onta. Sontak si fulan pun berlari kencang mendahului onta yang berlari terlebih dahulu. (Syaiful Mustaqim)

Humor GUS DUR
11.Lebih Besar dari Kuburan
 KH Ali Maksum dikenal sangat dekat dengan para santrinya. Sekitar 2000 santri, beliau mengenal namanya, bahkan sampai daerah asalnya.  Karena begitu dekatnya, semua santri merasa menjadi santri kesayangan beliau. Kalaupun Mbah Ali marah, santri justru senang, karena mendapatkan perhatian dari sang kiai.
Kedekatan Mbah Ali dengan santri ternyata bukan saja terjadi di pondok saja. Ketika santri sudah pulang di rumah, kedekatan itu masih sangat terasa. Ini dikarenakan kegemaran Mbah Ali dalam silaturrahim. Ketika sampai daerah tertentu, Mbah Ali selalu menyempatkan mampir ke rumah para santrinya.
Ada rasa bangga buat seorang santri ketika rumahnya dirawuhi kiainya. Tetapi ada seorang santri Krapyak yang justru enggan ketika Mbah Ali mau silaturrahim. Namanya Zainuri. Selepas nyantri di Krapyak, ia berpetualang di Jakarta.
Setelah menghadiri suatu acara di Jakarta, saat itu Zainuri menemui Mbah Ali. Saat itu Mbah Ali mau mampir ke kontrakan Zainuri.
“Aku mau mampir ke tempatmu,” kata Mbah Ali.
“Mboten (tidak). Kiai tidak usah ke tempat saya. Tempat saya sangat sempit,” jawab Zainuri.
Zainuri yang kosnya sangat kecil merasa malu kalau kiainya mampir. Zainuri takut tidak bisa menyediakan tempat layak buat kiai tercintanya.
“Wes, aku pengen mampir ke tempatmu,” tegas Mbah Ali.
Zainuri sudah tidak bisa berkata apa-apa. Ini dawuh kiai. Dengan perasaan yang gelisah, akhirnya Zainuri manut saja dengan dawuh kiainya. Sesampai di kos, Zainuri mempersilahkan Mbah Ali untuk masuk kosnya yang sangat kecil.
“Ini  kiai, kos saya sangat kecil.”
“Ini besar, tidak kecil. Kan lebih besar dari pada kuburan.”
Mbah Ali tertawa bersama Zainuri. Dalam hati, Zainuri sangat bangga, karena kiainya selalu memberikan nasehat yang teduh buat hidupnya.
Kisah ini diceritakan oleh Ibu Nyai Ida Rufaida, putri alm. KH Ali Maksum di acara peringatan haul ke-24 di Krapyak. (Rokhim Bangkit)

Humor GUS DUR
12.Jeruk Asem-Manis
Sepulang pengajian, seorang ibu berpapasan dengan pedagang jeruk yang lewat di depan gedung Muslimat NU.
Ibu: Pak, berapa harga 1 kg jeruk ini?
Pedagang jeruk: 5 ribu bu
Ibu: Tapi jeruknya manis atau asem?
Pedagang jeruk: Pasti manis Bu. Kalau asem gak usah bayar deh..!
Ibu: Kalau begitu tolong dibungkus 1 kg yang asem, ya!
Pedagang jeruk: ???     *(Nurdin)

Humor GUS DUR
13.Rokok Kiai
 Di satu pesantren di Jombang, Jawa Timur, santri-santri dilarang merokok. Dan mbah kiai pengasuh pesantren tidak segan-segan memberikan takzir (hukuman) setimpal pada santri yang melanggar. Namun ada saja santri nakal yang melakukan pelanggaran.
 Beberapa gelintir santri yang tidak tahan ingin merokok mencari-cari kesempatan di malam hari, pada saat gelap di sudut-sudut asrama atau di gang-gang kecilnya, atau di tempat jemuran pakaian atau di pekarangan kiai.
 Satu malam seorang santri perokok ingin melakukan aksinya. Ia bergegas ke kebun blimbing. Ia dekati seorang temannya di kejauhan sedang menyalakan rokok.
 "Kang, join rokoknya ya..." katanya sambil menyodorkan jari tengah dan telunjukknya.
 Temannya langsung menyerakan rokok yang dipegangnya.
 Santri perokok langsung mengisapnya. "Alhamdulillah, nikmatnya..." katanya. Diteruskan dengan isapan kedua.
 Rokok semakin menyala, dan... dalam gelap dengan bantuan nyala rokok itu lamat-lamat ia baru sadar siapa yang sedang dimintainya rokok. Namun santri belum yakin dan diteruskan dengan isapan ketiga... Rokok semakin meyala terang.
 Ternyata... yang dia mintai rokok adalah kiainya sendiri.
 Santri kaget dan ketakutan. Dia langsung kabur. Lari tunggal langgang tanpa sempat mengembalikan rokok yang dipinjamnya.
 Sang kiai marah besar: "Hei rokok saya jangan dibawa, itu tinggal satu-satunya, kang..." (nam)

Humor GUS DUR
14.Gus Gur Ingin Nikahi Perempuan Satu Bis?
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diprotes oleh seorang penceramah di televisi gara-gara ada rombongan ibu-ibu pengajian satu bis yang mencium tangan Gus Dur saat sowan atau bersilaturrahim ke kediamannya di Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan.
 ”Itu ada ulama tapi koq bersalaman dengan perempuan, kan bukan muhrim,” kata penceramah itu. ”Mestinya dia memberikan pelajaran yang baik kepada ummat,” katanya agak kesal.
 Gus Dur tertawa saja mendengar itu. ”Memangnya perempuan satu bis mau saya nikahi semua, hehehe,” katanya.
 ”Masa bersalaman aja nggak boleh, lagian saya kan tidak lihat satu-satu orang yang datang,” kata Gus Dur. (anam)

Humor GUS DUR
15.Hukum Tidur Telentang
Seperti biasa setiap bulan Kiai Hasyim memberikan kajian khusus masalah fiqih di suatu pondok pesantren. Pada bulan ini beliau membahas tentang hukum tidur telentang. Kia Hasyim menjelaskan bahwa tidur telentang hukumnya haram karena membahayakan keselamatan jiwa manusia.
Sontak, seluruh santri di pondok pesantren yang hadir bengong dan terdiam sekaligus enggan untuk bertanya kepada Kiai Hasyim yang kharismatik itu. Walaupaun Kiai Hasyim menjelaskannya dengan senyum sabagaimana ciri kas para kiai Pondok Pensantren. Tidak terasa, pelajaran figih hukum tidur telentang usai dijelaskan meskipun waktu sudah larut malam dan para santri dalam keadaan kritis mengantuk.
Akhirnya jam dinding berdentang menunjukkan jam 12 malam. Ngaji di pondok pesantren tersebut telah usai. Tetapi dalam perjalanan pulang para santri terheran dengan hukum tidur telentang. Kontan, mereka para santri saling bertanya dan diskusi kecil dan mereka tidur dengan posisi badan miring takut dengan hukum tersebut.
Keesokan harinya pelajaran dilanjutkan dengan diskusi. Namun beberapa santri datang agak terlambat karena bangun agak terlambat. Pada saat diskusi ada seorang santri yang memberanikan diri untuk bertanya mengapa tidur telentang hukumnya haram.
Kia Hasyim, dengan tangkas dan penuh kebapakan berkata, ”Ya, sudah jelas tidur sambil 'telen' 'tang' itu membahayakan bagi keselamatan jiwa makanya hukumnya haram."
"Lha wong, anda tidur sambil telen air saja sulit, kok mau tidur telen tang apalagi bangun tengah malam untuk qiyamul lail,” jelas Kiai Hasyim mengakiri diskusi sambil tersenyum.
Joko Sumiyanto .University, Mississippi-USA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar