Minggu, 05 Januari 2014

Kumpulan Humor Gus Dur : Bag. 1


Siapa yang tidak kenal GUS DUR . Mulai dari anak-anak sampai kakek-nenek, dari tukang becak sampai konglomerat, dari kuli sampai menteri. Ummat agama apapun pasti mengenalnya.
Beliau seorang Kiai yang humanis,membela yang benar,pengayom minoritas,presiden RI yang sederhana. Dikenal seluruh dunia. Tokoh yang aneh. Ucapan-ucapannya selalu ditunggu oleh semua kalangan. Dan yang tak kalah menariknya humornya yang tak tak habis-habisnya.
Berikut saya tampilkan Guyonan Beliau:

Humor GUS DUR
1.Adzan Shubuh Jam 9 Pagi
Pada suatu hari Pak Tejo mengumandangkan adzan tidak seperti biasanya. Dia adzan pada jam 09.00 WIB. Mendengar adzan jam segitu, warga pun heboh.
Ada yang menuding bahwa Pak Tejo udah pikun ada juga yang bilang Pak Tejo udah sinting. Akhirnya warga lapor Pak RT diteruskan ke Pak RW dan ke Pak Lurah. Mereka berbondong-bondong ke masjid tempat Pak Tejo adzan.
Sementara Pak Tejo masih belum selesai adzan, warga berteriak minta Pak Tejo berhenti adzan. “Hei Pak Tejo! Sampean udah gila ya, ko’ adzan jam segini?”
Setelah selesai adzan Pak Tejo menghampiri warga seraya berkata: “Wahai saudara-saudara, Pak RT, Pak RW, serta Pak Lurah!, yang sinting itu sebenarnya siapa? Lha wong saya tadi adzan Shubuh sampean semua tidak ada yang ke sini (masjid), pas saya adzan jam 09.00 sampean semua pada datang ke sini. Hayoo siapa yang sinting?”
“Makanya kalau saya adzan shubuh sampean ke sini semua biar saya tidak adzan jam 09.00.”
Warga pun akhirnya pulang seraya berjanji untuk memakmurkan masjidnya. (Qurratu Aini - Probolinggo)

Humor GUS DUR
2,Kiai dan Gus
Abdurrahman Wahid. Memanggil nama lengkap Gus Dur tanpa "kiai haji" atau “kiai” di depannya bagi kebanyakan orang pesantren sangat janggal. Barangkali takut kualat.
Tapi apa mau dikata jika Gus Dur sendiri keberatan dengan atribut luhur itu.
"Saya sih lebih seneng dipanggil 'Gus'. Sebutan 'kiai' terlalu berat buat saya.”
“Kok gitu?”
“Kiai itu kan harus kuat tirakat: makan sedikit, tidur sedikit, ngomongnya juga sedikit... Nggak kuat saya. Enakan jadi gus saja: dikit-dikit makan, dikit-dikit tidur, dikit-dikit ngomong..." (Mahbib)

Humor GUS DUR
3,Mo Limo Ala NU
Dalam pengajian Haul Mbah Siraj Solo, belum lama ini, Habib Umar Mutohar memberikan ceramahnya kepada jamaah.
“Jangan lupa untuk melaksanakan Mo Limo!” tegasnya.
Sebagian jamaah yang mendengar keterangan tersebut kaget. Mo Limo adalah lima hal yang berkonotasi buruk: Madon, Mendem, Maling, Main, Madat (main perempuan, mabuk, mencuri, judi, narkoba). “Kok malah suruh dilaksanakan?” tanya mereka dalam hati.
“Jangan khawatir! Mo Limo-nya warga NU itu, Maulidan, Manaqiban, Mauidhoh, Mangan (makan), Mulih (pulang)!” terangnya, diikuti senyum para jamaah yang merasa ‘kecele’. (Ajie Najmuddin)

Humor GUS DUR
4,Tukang Becak vs Polisi
Presiden Gus Dur pernah bercerita kepada salah seorang menterinya Mahfud MD tentang orang Madura yang banyak akal dan cerdik.
Ceritanya begini: Ada seorang tukang becak asal Madura yang kepergok seorang polisi ketika memasuki kawasan “Becak dilarang masuk”.
Tukang becak itu nyelonong, dan polisi pun datang menyemprit.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Becak tak boleh masuk jalan ini,” kata polisi itu membentak.
“Oh saya lihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada orangnya. Becak saya kan ada orangnya, berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.

“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan becak dilarang masuk!” bentak Pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca. Kalau saya bisa baca ya saya pasti jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak begini,” jawab si tukang becak cengengesan. (Anam)

Humor GUS DUR
5,Cara Gus Dur Menghalalkan Ikan Curian
Saat Abdurrahman ad-Dakhil (Gus Dur) masih berusai belasan tahun, ia mondok di Pondok Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam atau Pesantren APITegalrejo, Magelang tahun 1957-1959. Gus Dur bersama beberapa teman-temannya merancang skenario pencurian ikan di kolam milik Sang Guru, Kiai Chudlori.
Pada waktu itu, Gus Dur menyuruh teman-temannya untuk mencuri ikan di kolam sementara Gus Dur mengawasi di pinggir kolam.
Gus Dur tak ikut terjun masuk kolam, hanya di pinggirnya saja, dengan dalih untuk mengawasi jika sewaktu-waktu Kiai Chudlori keluar dan melewati kolam.
Tak lama kemudian, Kiai Chudlori selalu keluar rumah setiap pukul 01.00 WIB untuk menuaikan shalat malam di masjid dan melintas di dekat kolam. Seketika itu juga, teman-teman bengal Gus Dur yang sedang asyik mengambil ikan langsung disuruh kabur. Sementara Gus Dur tetap berdiri di pinggir kolam dengan memegang ikan hasil curian.
“Tadi ikan milik kiai telah dicuri oleh santri-santri bengal dan saya berhasil mengusir para pencuri itu,  ikan hasil curiannya berhasil saya selamatkan,” kata Gus Dur kepada Kiai Chudlori.
Atas “jerih-payah” itu, akhirnya Kiai Chudlori menghadiahkan ikan tersebut kepada Gus Dur, untuk dimasak di kamar bersama teman-temannya. Dan ikan itu langsung dimasak dan dinikmati Gus Dur bersama teman-teman bengalnya.
Teman-teman bengal yang disuruh mencuri tadi mengajukan protes kepada Gus Dur. Namun bukan Gus Dur namanya jika tak bisa berdalih yang lebih penting adalah hasilnya.
“Ah kamu juga ikut makan ikannya. Lagi pula, ikan ini kan sudah halal,” kata Gus Dur enteng. (Ahmad Rosyidi/Anam)

Humor GUS DUR
6,Apa Bedanya Buah dan Telor?
 Suatu hari Gus Dur kecil bertanya kepada temannya, sebut saja namanya Anton.
Gus Dur : Ton, apa bedanya telor sama buah?
Anton : (mikir lama) emm.. telor itu gak buah gus, kalau buah gak telor.
Gus Dur : Ah, ngawur kamu ini Ton, apa ya?
Anton :  Aku gak tahu Gus. Memang jawabannya apa? (penasaran)
Gus Dur : Aku juga gak tahu. (jawab Gus Dur enteng)
Anton : Maksud kamu Gus?
Gus Dur : Lha Karena tidak tahu itulah aku tanya sama kamu.
Anton: ?!!

Humor GUS DUR
7,Presiden Nggak Punya Kerjaan
Januari tahun 2000, Presiden Gus Dur bertemu Presiden Bill Clinton. Tentu saja momen tersebut banyak diliput pers. Koran-koran Amerika memuat foto Gus Dur bersama Bill Clinton, dan pose Clinton terlihat tertawa terbahak sampai kepalanya mendongak.
 “Mengapa Clinton terpingkal-pingkal begitu?”
“Barangkali tentang joke saya tentang Presiden John Kennedy,” kata Gus Dur.
 “Begini ceritanya, suatu hari presiden Kennedy mengajak serombongan wartawan ke ruang kerjanya. Di salah satu dindingnya ada sebuah lubang kecil tempat Presiden pendahulunya, Dwight Eisenhower, menaruh peralatan golfnya.
"Ini lho, perpustakaannya Eisenhower," kata Kennedy. Clinton terpingkal mendengarkan cerita Gus Dur itu.
 “Clinton tanya penasaran kepada saya, ‘dari mana Gus mendapatkan cerita itu?’”
 "Saya baca di buku Ted Sorrensen," jawab Gus Dur.

 Sekembalinya ke Indonesia, Gus Dur bercerita mengenai hal itu kepada Jaya Suprana dan spontan ia bertanya, "Lho jadi Presiden Clinton sendiri tidak tahu cerita itu Gus?”
"Ya mungkin nggak tahu, sebab dia nggak baca buku. Mana mungkin Presiden Amerika baca buku? Kalau dia baca buku berarti kelihatan dia nggak punya kerjaan. Nah, kalau Presiden Indonesia, justru harus baca buku dan nulis buku sebab nggak ada kerjaan," kata Gus Dur. (Ahmad Rosidi)

Humor GUS DUR
8.Belajar Mengaji
Saat mengaji kitab nahwu "Qathrunnada wa Ballusshoda" di Masjid Al-Munawwarah Pesantren Ciganjur, Gus Dur bercerita tentang seorang santri yang sedang belajar mengaji Al-Qur'an. Kali ini ia sedang belajar surat Al-Qurais.
Pak Ustadz menyuruhnya membaca. "Ayo dimulai nak...!"
Santri mulai membaca. "Bismillahirrahmanirrahim. Liilafiquraisyin iila fihim rihlatas syitaa'i wasshoifi."
Pak Ustadz spontan menyuruh santri menghentikan bacaannya. "Wasshoifffff," katanya.
"Wasshoifi," kata satri.
"Wasshoifff, kalau waqof dimatikan. Wasshoifff," kata ustadz.
Santri tetap tidak paham. "Wasshoifi". Masih ada ada bunyi "fi" di belakang.
Akhirnya pak ustadz tidak sabar. Saat santri membaca "Wasshoif," ia langsung menutup mulut santri dengan tangan kananannya. "Nah begitu, wasshoiff," katanya.
Tapi, kata Gus Dur, ketika mulut santri itu dilepaskan, tetap saja masih ada bunyi "fi". (Anam)

Humor GUS DUR
9.Gus Dur Sakit Gigi
 Sudah beberapa hari ini Gus Dur sakit gigi, cenat cenut. Dibuat duduk sakit, berbicara sakit, mendengarkan musik Beethoven juga masih sakit.
“Siapa bilang sakit hati lebih berat dari pada sakit gigi,” kata Gus Dur kepada seorang stafnya, mengutip lirik lagu dangdut.
“Lha kan iya lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati Gus?”
“Lebih baik sakit hati saja,” kata Gus Dur.
“Lha kenapa Gus?”
“Saya ini lagi sakit gigi…!” kata Gus Dur agak berteriak.
Staf Gus Dur tak berani bertanya lagi. (Anam)

Humor GUS DUR
10.Ketika Gus Dur Dikibulin
 Gus Dur rutin tidur malam pukul 01.00 WIB. Ketika bertanya kepada keluarga atau pengawalnya, “Jam berapa sekarang?” dan jawabannya belum sampai waktu yang ditentukan itu, ia tidak akan tidur.
Nah untuk menjaga kesehatan Gus Dur agar tidak tidur terlalu malam, pihak keluarga pun berkomplot. “Kalau Gus Dur tanya jam berapa, bilang sudah jam satu.” Dan Gus Dur pun beranjak tidur.
Hal itu berlangsung beberapa kali. Gus Dur pun akhirnya sadar. “Wah selama ini saya dikibulin.”
Tanpa sepengetahuan keluarga, Gus Dur membeli jam tangan yang ketika dipencet bisa berbunyi.
Suatu malam, pukul 11 malam Gus Dur bertanya, “Sudah jam berapa sekarang?” Kompak semua bilang. “Jam satu Gus!”
Sambil tersenyum, Gus Dur langsung memencet jam tangan dan bisa didengar semua: “Sekarang jam 11 malam,” kata jam tangan itu dalam bahasa Inggris. (Mukafi Niam)

Humor GUS DUR
11.Doa Orang Bersin
Dalam sebuah pengajian, Kiai Ahmad menerangkan tentang adab ketika seseorang bersin. “Sebaiknya yang bersin, mengucap hamdalah, Alhamdulilllah, kemudian dibalas oleh orang yang mendengar bacaan yarhamukallah dan seterusnya,” terang pak kiai.
Tiba-tiba ada jamaah yang nyeletuk. “Kalau orangnya bersin terus-terusan, apakah doa tadi juga terus dibaca?”
“Kalau itu doanya sudah beda lagi, doanya: Semoga cepat sembuh,” ucap Kiai.
“Hehe betul juga kiai.” (Ajie Najmuddin)

12.KEPUTUSAN RAPAT

Saat masih berada di bangku sekolah, Gus Dur memang terkenal sebagai anak yang usil bin jail.

Pernah suatu kali dia berusaha mengerjai guru Bahasa Inggrisnya, dengan seember air, yang digantung di pintu kamar mandi di sekolahnya. Karuan saja, saat sang guru hendak membuka pintu, “Byuur!” basah kuyuplah sang guru asal Batak tersebut.

Namun ketika sang guru bertanya, “Siapa yang punya ide untuk menaruh ember itu di situ?”

Sambil menahan tawa Gus Dur menjawab, “Awalnya memang saya yang punya ide Bu. Tetapi kemudian sudah menjadi keputusan rapat.”

13. TAK JAWAB SMS, KARENA TULISANNYA JELEK

Suatu ketika Gus Dur membagi-bagikan handphone kepada sejumlah kiai NU. Tentu saja para kiai ini agak kikuk dengan teknologi telepon genggam itu.

Karena merasa sejumlah kiai koleganya sudah mendapatkan handphone, Gus Dur pun dengan mudah menghubungi mereka lewat telepon genggam tersebut.

Pada satu kesempatan, Gus Dur meminta kepada asistennya untuk mengirimkan SMS ke salah seorang kiai. Namun, lama ditunggu, jawaban dari sang kiai tak kunjung didapat. Alhasil Gus Dur pun menelepon sang kiai.

“Pak kiai, kalau ada SMS dari umat mbok ya dijawab,” kata Gus Dur.

Lantas dengan polosnya sang kiai menjawab, “Waduh Gus, saya nggak nulis di handphone ini, soalnya tulisan saya jelek.”


14.CERITA GUS DUR SOAL NAIK KERETA

Setelah mendapat larangan dari dokternya untuk tidak melakukan perjalanan jauh dengan menggunakan pesawat terbang, Gus Dur kemudian nekat untuk berpergian jauh menggunakan kereta api.

“Anda mau pergi naik kerata api Gus? Memangnya Anda pikir bisa sampai tepat waktu dengan naik kereta api?” ledek si dokter.

“Anda jangan meremehkan, kereta itu cepet banget loh!” jawab mantan Presiden RI ke-4 itu.

“Kereta api mana yang bisa menandingi kecepatan pesawat terbang?” tanya dokter.

“Oho.. Anda jangan salah. Semua kereta api bisa lebih cepat dari pesawat,” kilah pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 ini.

“Anda mimpi kali. Semua orang juga tahu kalau pesawat itu jelas lebih cepat dibandingkan kereta api,” cecar sang dokter.

“Wah, Anda salah. Memang sekarang ini pesawat lebih cepat. Tapi itu karena kereta api baru bisa merangkak. Coba kalau kereta api nanti sudah bisa berdiri dan bisa lari. Wuiih.. pasti bakalan jauh lebih cepat dari pesawat,” jawab Gus Dur, disambut wajah kecut sang dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar