Setelah
kita baca keterangan yang mengemukakan tentang siksa kubur, baik ayat
Al-Qur’an, hadits, atsar sahabat maupun riwayat-riwayat yang sahih, maka dapat
memberi pengertian kepada kita bahwa bentuk dan berbagai macam siksaan kubur
itu antara lain berupa :
1.
Kubur menghimpit mayat durhaka
sehingga remuk rendamlah tulang iganya. Lalu dinampakkan neraka setiap pagi dan
petang.
- Kubur menjadi gelap, lalu mayat durhaka itu diperlihatkan bakal tempatnya dan tersiksa sekejappun tiada merasa nikmat, ia akan selalu merasa duka lagi sengsara selama di alam kubur.
- Dengan pukulan palu yang dihantamkan oleh Munkar dan Nankir terhadap mayat yang tidak dapat menjawab pertanyaannya, sebab si mayat itu adalah orang kafir, yang tidak mnegnal Tuhan, tidak punya agama, tidak tahu Muhammad sebagai Rasul, Al-Qur’an sebagai pedoman dan sebagainya.
- Ada pula yang digerogoti kalajengking dan ulat-ulat yang menakutkan. Sebagaimana jawaban nabi atas pertanyaan sahabat. Yaitu siksa bagi orang kafir dalam kuburnya itu sangat sadis berupa sembilan puluh sembilan tanim. Yaitu 99 ular, setiap ular itu mempunyai tujuh kepala, yang mencakari dan menjilat serta menyembur pada tubuhnya, sampai dengan segala perangainya yang jahat, seperti sifat sombong, tiya’, sum’ah, ujub, penipu, dan busuk hati serta sifat-sifat buruk yang lainnya (Ihya’ IV).
- Juga adanya api yang menyala sebagai siksaan di alam kubur. Sebagaimana disebutkan dalam suatu riwayat, bahwa siksa kubur berupa api anatara lain akibat perbuatan si mayat dikala hidupnya mempermudah atau mengabaikan atau menunda-nunda mengerjakan shalat. Sebagimana hikayat yang disebutkan dalam Irsyadul ‘Ibad, Zainudiin Al-malibari : Seorang saleh mengubr saudaranya perempuan yang telah mati, tiba-tiba dompet uangnya jatuh dengan tidak terasa, hingga pulang ia baru ingat, maka segera kembali kekubur untuk digalinya, setelah digali tiba-tiba kubur itu menyala api, maka segera ditutp kembali, dan segera pulang kerumah sambil menangis bertanya pada ibunya : “Hai ibuku, beritahukan padaku apakah amal saudaraku itu?” Sahut ibunya :”Mengapa kamu tanya hal itu? Jawabnya :”Wahai ibu, saya telah melihat kuburnya menyala api.” Maka menangislah ibunya dan berkata : “Saudaramu biasa meringankan shalat dan mengakhirkan waktunya.”
- Dalam kitab Azzawijr susunan Ahmad bin Hajar Al-Haitami berkata, disebutkan dalam hadits : “……………siapa yang meremehkan (meninggalkan) shalat akan dihukum oleh Allah dengan lima belas siksa. Lima di dunia, dan tiga ketika mati, dan tiga didalam kubur, dan tiga ketika keluar dari kubur…….Adapun hukuman yang menimpa dalam kubur :
1.
Disempitkan kubur sehingga hancur
tulang-tulang rusuknya.
2.
Dinyalakan api dalam kubur, maka ia
bergelimang adalm api siang dan malam.
3.
didatangkan padanya ular yang
bernama syuja’ yang buta matanya lagi berapi dan kukunya dari besi, tiap kuku
panjangnya perjalanan sendiri, ia berkata pada si mayat : “Aku syuja’
al-‘aqra’, sedang suaranya bagaikan petir yang menyambar, ia berkata : Allah
telah menyuruhkan memukul kamu karena meninggalkan shalat subuh hingga terbit
matahari, dan memukul kamu karena meninggalkan shalat dzuhur hingga ashar, dan
memukul kamu karena meninggalkan shalat ashar hingga maghrib, dan memukulmu
karena meninggalkan shalat maghrib hingga isya’, dan memukulmu karena
meninggalkan shalat isya’ hingga subuh, dan tiap memukulmu satu kali
terbenamlah orang itu kedalam tanah tujuh puluh hasta, maka ia selalu tersiksa
dalam kubur hingga kiamat”.
- Diantara manusia setelah mati dan dikuburkan ada yang perbuatan kejahatannya sewaktu didunia berubah menjadi binatang buas, kucing, serigala, anjing maupun babi sesuai dengan dosanya, lalu mayat itu disiksa olehnya lantaran kejahatannya itu.
- Menurut Al-Qurthubi, diantara manusia setelah dikuburkan ada yang menjerit pada waktu disual dalam kubur. Demikian bila ia orang yang tidak dapat menjawab : Tuhanku adalah Allah, Nabiku Muhammad, Al-Qur’an kitabku dan sebagainya. Lalu dua orang malaikat memukulnya dengan satu pukulan hingga kuburnya menyala api secara terus menerus selama dunia ini masih ada. Begitu pula kalau si mayat tidak dapat menjawab “Islam adalah agamaku” sebab sewaktu masih hidup ia meragukannya, maka datngalah fitnah padanya ketika ia mati, lalu dua malaikat memukulnya dengan satu pukulan sampai kuburnya bena-benar berupa api yang menyala-nyala.
- Bagi mayat pendusta …………… maka dibukakanlah baginya pintu ke neraka, lalu ia dapat melihat rantai-rantai neraka, ular-ularnya, kalangjengking-kalajengkingnya, belengu-belenggunya dan segala macam isi neraka yang berupa darah, nanah dan zaqqum (sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala, buahnya seperti kepala-kepala syetan. (QS. Ash-Shaffat : 64-65). Lalu tempatnya diganti oleh Allah dengan suatu tempat dari neraka.
- Dalam suatu riwayat ada mayit yang disiksa dalam kubur diikat oleh ular yang panjang, dan ada alagi yang dicakari sejenis binatang buas yang mirip rupa kucing.
Begitulah
antara lain bentuk dan macam siksa kubur. Hal itu terjadi sudah barang tentu
sebagai akibat perbuatan jahat sebagiamna tersebut dalam bab “Yang menyebabkan
siksa kubur” dimuka. Kita yakin terhadap adanya siksa kubur semacam itu, karena
dalam hal ini Rasulullah sendiri selalu berdo’a kepada Allah dan mohon
perlindungan-Nya dari siksaan kubur itu, sebagaimana warta dari Anas ra.
katanya :
Artinya : “Adalah Rasulullah saw. senantiasa berdo’a :
“Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu dari lemah dan malas, takut
dan kikir. Dan saya berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta cobaan hidup
dan mati.” (Hadits diriwayatkan Imam Muslim)
Berdasarkan hadits sahih tersebut
menunjukkan tentang adanya siksa kubur. Dan seseorang akan menerima siksaan
kubur dengan bentuk dan macamnya itu, sesuai dengan perbuatan dosa yang telah
dilakukannya. Malahan terdapat hadits-hadits Nabi yang menerangkan adanya
penawanan roh-roh yang telah mati dan berada di alam kubur dari tempatnya yang
mulia. Inipun boleh dikatakan sejenis siksaan alam kubur. Sekalipun roh-roh
orang mu’min, yang mestinya dapat menempati tempatnya yang mulia. Hal ini
dijelaskan dalam hadits, disebabkan oleh tanggungan hutang yang belum dibayar.
Maka mengakibatkan rohnya dapat tertawan dari tempatnya yang mulia.
Warta dari Abu Hurairah ra. berkata,
Rasulullah saw. bersabda :
Artinya : “Jiwa seseorang mu’min itu digantungkan atas
hutangnya sehingga hutangnya itu dibayar.” (H.R. Turmudzi, Ibnu Majah dan
Al-Baihaqy)
Ulama memberikan komentar, bahwa
yang dimaksud “digantungkan” itu adalah ditahan dari tempatnya yang mulia.
Kemudian dalam hadits yang
diwartakan Anas demikian :
Artinya : “Kami disisi Nabi saw. beliau datang dengan
lelaki yang akan bershalat padanya, maka beliau bersabda : “Apakah bagi kawanmu
ada hutang?”. Mereka menjawab : “Benar” Nabi bersabda : “Maka bagaimana saya
bershalat terhadap lelaki yang rohnya lewat dalam kuburnya, rohnya tak dapat
naik kelangit”. Kalau seseorang menaggung hutangnya, maka kau berdiri lalu
shalat untuknya, sebab shalatku dapat memberikan manfaat kepadanya”. (HR.
Thabrani)
Disebutkan pula dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Thabrani dalam Al-Ausath dan oleh Al-Baihaqy dan
Ashbahani dalam At-Targhib dari Samurah bin Jundub :
Artinya : “Bahwasanya Nabi saw. mengerjakan sahalat subuh
maka beliau bersabda : “Apakah disini terdapat salah seorang dari anak si
Fulan………, sebab kawan kamu sekalian telah tertawan dipintu syurga dengan hutang
yang ditanggungnya…………”
Juga hadits Nabi yang
diwartakan dari Jabir demikian :
Artinya :”Bahwasanya ada seseorang yang mati sedang dia
mempunyai tanggungan hutang sebesar dua dinar, maka Nabi saw. tidak mau
menshalati kepadanya, lalu Abu Qatadah menanggung dua dinar itu. Maka beliau
berkenan menshalatinya.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqy)
Ada disabdakan pula oleh Rasulullah
saw. :
Artinya :”Orang yang mempunyai hutang itu akan ditawan
karena hutangnya pada hari kiamat”.
Warta dari Ibnu Abbas ra. bahwa
sesungguhnya Rasulullah saw. setelah shalat subuh kemudian beliau pernah
bersabda :
Artinya : ”Disini terdapat salah seorang dari Hudzail
bahwa teman kamu sekalian tertawan dipintu syurga dengan tanggungan hutangnya”.
(HR. Al-Bazar dan Thabrani)
Ditawarkan dari Sa’id bin Athwal berkata : “Bapak kami mati
danmeninggalkan 300 dirham serta keluarga dan hutang, lalu aku bermaksud
akanmembelanjakan hartanya untuk keluarganya. Maka Rasulullah saw. bersabda :
Artinya : “Sesungguhnya bapakmu tertawan dengan
hutangnya, maka hendaklah anda bayarkan dari padanya”. (HR. Ahmad)
Dari Al-Barra’ bin ‘Azib bahwasanya Rasulullah saw. bersabda
:
Artinya : “Orang yang mempunyai hutang tertawan dengan
hutangnya ia mengadukan kepada Allah dengan sendirinya” (HR. Thabrani :
Al-Ausath)
Itulah hadits-hadits yang mengemukakan dengan jelas mengenai
sesuatu yang dapat menawan roh dari tempatnya yang mulia (syurga).
Dari hadits-hadits tersebut mengemukakan bahwa sesuatu yang
dapat menawan roh-roh orang mu’min dari tempatnya yang mulia adalah masalah
“HUTANG” yang belum dibayarkan ketika ia masih hidup, sehingga dapat
menghalangi untuk masuk kesyurga?
Di muka telah kita ketahui, bahwa kehidupan di alam kubur
(barzakh) itu sifatnya hanay sementara saja, yaitu sampai datang dan terjadinya
hari kiamat. Lalu akan mengalami kehidupan di alam yang terakhir yaitu alam
akhirat. Dengan demikian maka dapat menimbulkan pertanyaan mengenai lamanya
siksa kubur.
“Apakah siksa kubur itu terus menerus setiap saat sampai
hari kiamat? Ataukah siksa kubur itu dapat terputus dan terhenti pada waktu
tertentu?”
Jawaban pertanyaan tersebut menurut Ibnu Qayyim ada dua
macam :
Pertama :
Benar apa yang telah disebutkan dalam sebagian hadits-hadits
Nabi, bahwa mereka itu diringankan siksanya anatar dua tiupan sangkakala di
hari kiamat, sewaktu mereka sama berdiri dibangkitkan dari kuburnya dengan
katanya, sebagiamna Firman Allah :
Artinya : “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur) ?” (QS. 36 Yaa Siin :52)
Adapun yang menunjukkan bahwa siksa itu berlangsung terus
menrus adalah sebagaiman diisyaratkan dalam firman Allah Ta’ala :
Artinya : “Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan
petang “ (QS. 40 Al-Mu’min : 46)
Dan juga sebagai dalil adanya kelangsungan siksa kubur
adalah seperti hadits Samurah yag diriwayatkan oleh Bukhari didalam impian Nabi
saw. dimana dia mengalaminya samapi hari kiamat.
Demikian pula hadits Ibnu Abbas ra. tetantang dua pelepah
kurma yang keduanya dapat meringankannya selagi pelepah itu belum kering.
Sedangkan meringankan itu sebagai ikatan terhadap keringnya kedua pelepah itu
saja.
Juga tentang hadits Al-Barra’ bin ‘Azib mengenai kisah orang
kafir ……. Kemudian dibukakanlah baginya suatu pintu ke neraka, lalu ia melihat
kepada tempatnya di neraka itu sampai datangnya kiamat. Dan masih ada pula
hadits-hadits yang lain.
Kedua :
Sampai pada suatu masa tertentu, lalu siksanya diputus dan
dihentikan. Yaitu mengenai siksa sebahagian orang ahli maksiat yang ringan
dosanya. Maka ia disiksa sesuai dengan dosanya lalu siksa itu diringankan
baginya sebagaimana ia disiksa di neraka pada suatu masa kemudian siksa itu
habis dari padanya. Demikian asal ia seorang mu’min dan banyak beramal sholeh,
namun terdapat kemaksiatan-pen. Adapun siksaan itu dapat terputus dari simayat,
adalah disebabkan oleh do’a, atau sedekah, atau istighfar, atau pahala haji,
ataupun bacaan-bacaan yang sampai kepadanya dari kiriman para kerabatnya atau
yang lain. Hal ini sebagaimana syafa’at itu terhadap orang yag disiksa, lalu
disiksa itu dapat habis disebabkan lantaran syafa’atnya. Akan tetapi perlu
diketahui, bahwa syafa’at itu tak mungkin terjadi tanpa seijin Allah dan
kehendak-Nya. Sebab seseorang itu tidak mungkin memberikan syafa’at itu kalau
tidak dengan ridho Allah dan perkenan-Nya. Sebagimana firman Allah swt. :
Artinya : “Siapakah yang dapat memberi syafa’at disisi
Allah tanpa izinNya?” (QS. 2 Al Baqarah : 255)
Baca pula QS. 21 Al-Anbiya’ : 28, QS. 10 Yunus :3, QS. 34
Saba’ : 23
Dan firman Allah swt. :
Artinya : “Katakanlah : “Hanya kepunyaan Allah syafa’at
itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi”. (QS. 39 Az-Zumar :
44)
Telah disebutkan Ibnu Abi Dunya, menceritakan kepadaku
Muhammad bin Musa Ash-Shaigh, Abdullah bin Nafi’ berkata : seorang dari ahli
Madinah mati, maka seorang melihatnya bahwa ia seolah-olah ahli neraka, lalu ia
berduka cita terhadap hal itu, kemudian setelah berlalu dan suatu kali atau
yang keduanya ia melihatnya lagi seolah-olah orang yang mati itu termasuk ahli
syurga. Maka ia bertanya : “Tidakkah keadaanmu telah kukatakan bahwa kamu dari
ahli neraka”, katanya : keadaan seperti itu karena ada seorang yang dikuburkan
bersama kami, dimana ia seorang yang saleh, lalu ia memberikan syafa’at
terhadap empatt puluh orang dari tetangganya, sedang saya termasuk mereka.
Juga kata Ibnu Abi dunya dari Ahmad bin Yahya berkata :
Sebagian sahabat kami mengatakan : “Saudaraku telah mati, lalu aku melihatnya
didalam tidur dan tanyaku : Bagaimana keadaanmu ketika kami diletakkan didalam
kubur?” Sahutnya : “Ada seorang yang datang kepadaku dengan cahaya dari api
yang mana setiap panggilan dimana ia memanggil aku kulihat bahwasanya ia akan
memukulku”.
Berkata Amru bin Jarir : “Apabila seorang hamba berdo’a
untuk saudaranya yag telah mati, maka datanglah seorang malaikat kepadanya
dengan do’a kekuburnya seraya berkata : “Wahai penghuni kubur yang asing, ada
hadiah dari saudara buat anda”.
Basyar bin Ghalib berkata : “Saya melihat Rabi’ah dalam
tidurku, sedang saya meperbanyak do’a untuknya.maka ia berkata kepadaku :
“Wahai Bsayar bin Ghalib, hadiah-hadiah anda sampai kepada kami ditempat makan
dari nur yang merah dengan sapu tangan dari sutera. Kataku : bagaimana seperti
itu, sahutnya : “Demikian itulah do’a orang-orang mu’min yang masih hidup apabila
mereka sama berdo’a buat orang-orang yang telah mati, mereka diperkenankan dan
do’a itu dijadikan diatas tempat-tempat makan dari nur dengan sapu tangan-sapu
tangan sutera kemudian datang dengannya yang berdo’a kepadanya dari orang-orang
mati dan dikatakan : “inilah hadiah si Fulan buat anda”.
Kemudian tentang kemanfaatan dan hadiah orang-orang yang
masih hidup buat yang sudah mati itu ada pembahasan tersendiri dan jawabannya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar