Selasa, 18 Maret 2014

Panduan Umroh Bag.A

Miqat IHRAM


Peta Miqat Ihram Haji dan Umrah

Miqat ihram ialah tempat untuk memulai ihram bagi yang ingin melaksanakan ibadah haji dan umrah. Miqat ihram ada lima:
Dzul Hulaifah. Miqat penduduk Madinah atau orang yang melewatinya. Sekarang dikenal dengan ‘Abyar Ali. Jarak dari Makkah sejauh 450 km.
Juhfah. Miqat penduduk Syam, Maroko, Mesir atau orang yang melewatinya. Terletak di dekat kota Rabigh. Jarak dari Makkah sejauh 183 km. Sekarang orang-orang berihram dari Rabigh, terletak di sebelah barat Juhfah.
Yalamlam. Miqat penduduk Yaman atau orang yang melewatinya. Yalamlam sebuah lembah berjarak 92 km dari Makkah. Sekarang dikenal dengan Sa`diyah.
Qarnul Manazil. Miqat penduduk Najd atau ora-ng yang melewatinya. Sekarang dikenal dengan Sayl Kabir. Jarak ke Makkah sejauh 75 km.
Dzatu `Irq. Miqat penduduk Iraq atau orang yang melewatinya. Dzatu `Irq merupakan lembah, dikenal dengan Dharibah. Jarak dari Makkah sejauh 94 km.

Orang yang hendak beribadah haji atau umrah wajib memulai ihram dari salah satu miqat di atas. Bagi yang secara segaja melewati miqat tanpa berihram ha-rus kembali ke miqat terdekat. Apabila tidak kembali wajib membayar dam dengan menyembelih seekor kambing di Makkah dan seluruh daging hewan diberi-kan kepada penduduk fakir miskin Makkah, menurut pendapat mayoritas ulama.

LARANGAN IHRAM

Larangan ihram berlaku setelah seseorang berniat ihram umrah atau haji. Saat umrah larangan ihram ber-akhir setelah halq (cukur) atau taqshir (gunting) Sedangkan saat haji berakhir setelah tahallul pertama, kecuali hubungan intim suami-isteri dibolehkan setelah tahallul kedua.

1. Dilarang mengambil rambut dari seluruh tubuhnya.

وَلَا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّىٰ يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ

“Dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya.“ (Al-Baqarah: 196)

2. Dilarang memotong kuku baik tangan maupun kaki.

ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ

“Kemudian hendaklah mereka menghilangkan tafats.” (Al Hajj: 29).

Di antara makna ‘tafats’: memotong rambut, mengerat kuku.

3. Diharamkan berburu binatang buruan darat yang halal dagingnya atau membantu berburu.

لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ

“Janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram.” (Al-Ma’idah: 95)

4. Dilarang mememinang, menikah, atau meni-kahkan.

لَا يَنْكِحُ الْمُحْرِمُ وَلَا يُنْكِحُ وَلَا يَخْطُبُ.

“Bagi yang sedang ihram dilarang menikah, menikahkan dan meminang.” (Muslim)

5. Dilarang bersetubuh atau bercumbu walaupun tidak sampai keluar mani.

فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ

“Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats.” (Al- Baqarah: 197)

Makna rafats: bersetubuh atau mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh.

6. Dilarang memakai wewangian di pakaian dan badan.

لَا تَلْبَسُوا مِنْ الثِّيَابِ شَيْئًا مَسَّهُ الزَّعْفَرَانُ أَوْ وَرْسٌ.

“Jangan memakai pakaian apapun yang dicelup dengan za`faran (semacam kunyit) dan wars (tumbuhan berwarna kuning).“ (Bukhari-Muslim)

Nabi r melarang memakaikan wewangian orang yang meninggal saat ihram.

لَا تُمِسُّوهُ طِيْبًا.

“Jangan dipakaikan wewangian.” (Bukhari-Muslim)

7. Pria dilarang memakai baju, celana, kaos kaki, sarung tangan dan menggunakan penutup kepala seperti peci, surban dan topi. (Tolong gambar topi dan sepatu dirubah dengan gambar topi dan sepatu lain)

لَا يَلْبَسُ الْقُمُصَ، وَلَا الْعَمَائِمَ، وَلَا السَّرَاوِيلَاتِ، وَلَا الْبَرَانِسَ، وَلَا الْخِفَافَ، إِلَّا أَحَدٌ لَا يَجِدُ نَعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ خُفَّيْنِ، وَلْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ

“Jangan mengenakan baju, kain serban, celana, burnus (baju yang memeliki tutup kepala) dan khuf (sepatu yang menutupi kedua mata kaki), kecuali bagi orang yang memang tidak memiliki sandal, boleh memakai khuf dengan syarat harus dipotong sampai di bawah mata kaki.” (Bukhari-Muslim)

8. Wanita dilarang memakai sarung tangan dan penutup muka kecuali lewat di depan laki-laki bukan mahram.

لَا تَنْتَقِبْ الْمَرْأَةُ الْمُحْرِمَةُ، وَلَا تَلْبَسْ الْقُفَّازَيْنِ.

“Wanita yang sedang ihram jangan memakai cadar dan sarung tangan.” (Bukhari)

IHRAM
Ihram maknanya niat memulai manasik haji atau umrah. Ihram adalah awal pekerjaan haji atau umrah. Ihram harus dilakukan dari miqat. Saat di miqat se-belum berihram disunnahkan untuk:

1. Mandi, meskipun wanita sedang haid atau nifas. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh istri Abu Bakr, ‘Asma’ binti `Umays yang sedang nifas untuk mandi

“Mandilah, dan gunakan pembalut, lalu berihram.“ (Muslim)

2. Selesai mandi dan sebelum niat ihram dianjurkan memakai wewangian pada seluruh tubuh kecuali pakaian ihram. `A’isyah menuturkan

“Saya mengoleskan pada tubuh Rasulullah wewangian (misik) dengan kedua tangan saya saat akan ihram”. (Bukhari-Muslim)

Wanita dianjurkan mengenakan wewangian asalkan tidak menyengat.

a. Pakaian Ihram Pria

Pakaian ihram pria hanya berupa rida’ (kain penutup tubuh bagian atas), ‘izar (kain penutup tubuh bagian bawah) dan sandal.

“Berihramlah kalian dengan memakai ‘izar dan rida’ serta sandal.” (Ahmad)

b. Pakaian ihram Wanita

Wanita tidak memiliki pakaian ihram secara khu-sus, baik dalam warna atau bentuk. Wanita memakai pakaian keseharian yang tidak menampakkan bentuk tubuh dan tidak berhias. Wanita dilarang mengenakan penutup muka dan sarung tangan saat ihram.

“Wanita yang berihram jangan memakai cadar dan sarung tangan. (Bukhari)

Selanjutnya niat ihram untuk haji atau umrah.

Dianjurkan saat niat ihram untuk melafalkan manasiknya.
Bagi yang berumrah mengucapkan:

لَبَّيْكَ عُمْرَةً

Aku memenuhi panggilan-Mu, untuk menunaikan umrah
Bagi yang berhaji secara ifrad mengucapkan:

لَبَّيْكَ حَجًّا

Aku memenuhi panggilan-Mu, untuk menunaikan manasik umrah
Bagi yang berhaji secara qiran mengucapkan:

لَبَّيْكَ عُمْرَةً وَحَجًّا

Aku memenuhi panggilan-Mu, untuk menunaikan umrah dan haji.
Dan bagi yang berhaji secara tamattu mengucapkan:

لَبَّيْكَ عُمْرَةً

Aku memenuhi panggilan-Mu, untuk menunaikan umrah.

Sebaiknya ihram dilakukan setelah salat wajib, dan setelah berada dikendaraan.

صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ r الظُّهْرَ بِذِي الْحُلَيْفَةِ، ثُمَّ رَكِبَ رَاحِلَتَهُ، فَلَمَّا اسْتَوَتْ بِهِ عَلَى الْبَيْدَاءِ أَهَلَّ بِالْحَجِّ.

“Nabi r salat Zuhur di Dzul Hulayfah, lalu naik untanya. Setelah kendaraannya bergerak ia berihram untuk haji.“ (Muslim)

Setelah… berihram disunnahkan bertalbiyah.

Bacaan Talbiyah

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لاَ شَرِيكَ لَكَ.

“Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, Aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan untuk-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.“

Waktu talbiyah saat umrah dimulai setelah berniat ihram dan berakhir saat hendak mulai tawaf.

كَانَ يُمْسِكُ عَنْ التَّلْبِيَةِ فِي الْعُمْرَةِ إِذَا اسْتَلَمَ الْحَجَرَ.

Nabi r menghentikan talbiyah saat umrah apabila telah memegang Hajar Aswad (mulai tawaf). (At-Tirmidzi)



Waktu talbiyah saat haji dimulai setelah berniat ihram dan berakhir saat akan melempar jumrah Aqabah.

لَمْ يَزَلْ النَّبِيُّr يُلَبِّي حَتَّى رَمَى جَمْرَةَ الْعَقَبَةِ.

Saat haji Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masih terus membaca talbiyah hingga akan melempar jumrah Aqabah. (Bukhari-Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar