MBAH RADEN RAHWONO : BUYUT SYURGI

Tokoh Babat Alas Desa Banjarsari Manyar : Anwar A

Makam Mbah Raden Rahwono atau Mbah Syurgi terletak di tengah perkebunan tepatnya di perbatsan Desa Banjarsari dan Desa Suci. Masyarakat meyakini bahwa Mbah Raden Rahwono adalah seorang tokoh penyebar agama sekaligus pelaku Babat Alas bagi masyarakat Banjarsari. Untuk mengenang jasa beliau,setiap tahun masyarakat Banjarsari mengedakan peringatan Haul yang dulu dikenal dengan istilah NYADRAN yaitu sebagai ungkapan syukur kepada Alloh SWT, dengan cara mengadakan tahlil bersama, selamatan di makam leluhur atau orang yang berjasa bagi masyarakat.

Pelaksanaaan Haul:

Pada awalnya NYADRAN dilaksanakan setelah pesta panen, saat itu semua warga masyarakat berduyun-duyun datang ke makam Mbah Raden Rahwono yang jaraknya 2 km dengan melalui  pematang sawah, dengan membawa TUMPENG dan aneka macam makanan serta hasil bumi. 

Sekitar tahun 80-an pelaksaannya sedikit ada perubahan. Tumpeng dan aneka macam makanan serta hasil bumi tidak lagi di bawa ke makam. Kegiatan di makam hanya berupa pembacaan tahlil  dan bacaan-bacaan lainnya. Sepulang dari makam para warga menuju masjid dengan membawa Tumpeng/Ambeng .

Mulai tahun 2000-an ada perubahan lagi, kali ini tentang waktu pelaksanaan. Penentuan acara setelah panen dengan hari yang tidak pasti dinilai sebagian tokoh masyarakat kurang efektif. Oleh karena itu para tokoh masyarakat sepakat untu menentukan waktu peringatan Haul Mbah Raden Rahwono yaitu Hari Senin akhir bulan Dzul Qo’dah /Selo. Perubahan ini didasarkan pada beberapa alasan:

1.      Wilayah pertanian semakin berkurang, karena banyaknya masayarakat yang mengalihkan sawah pertanian menjadi tambak/kolam ikan yang dianggapnya lebih produktif.

2.      Dengan adanya kepastian hari dan tanggal tersebut, masyarakat yang ada di luar daerah bahkan bahkan di luar kota dapat merencanakan kepulangannya untuk menghadiri acara haul.

Budaya Tawassul:

Kebiasaan masyarakat untuk melakukan (Ngirim) ke makam Mbah Raden Rahwono apabila mempunyai hajat atau setelah hajatnya terkabul masih berlangsung sampai sekarang. Hal ini sebagai sarana Tawassul agar hajatnya dikabulkan Alloh SWT, atau sebagai ungkapan syukur setelah hajatnya terkabul. Ada 2 cara masyarakat melakukan Ngirim:

1.      Datang ke makam dengan membawa kembang dan membaca tahlil.

2.      Mengajak tetangga dengan membawa ayam panggang ( Bekakak Ayam ) untuk dinikmati bersama setelah pembacaan tahlil.

Itulah sekilas acara Nyadran/Khaul Mbah Raden Rahwono atau Buyut Syurgi . Beliau seorang ulama yang babat desa Banjarsari Manyar yang diyakini sebagai santri Sunan Giri.